JAKARTA- Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto atau Cak Nanto mendesak GAR ITB segera menunjukkan bukti otentik atas sanggahannya yang menyatakan bahwa mereka tidak menuding mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin sebagai radikal.
Cak Nanto mewanti-wanti agar GAR ITB tidak cuci tangan atas fitnah yang telah mereka lemparkan pada publik.
Sebab, fitnah yang mereka lemparkan tidak hanya membuat nada sumir terhadap pribadi Din Syamsuddin, tapi juga terhadap gerakan dakwah moderat Muhammadiyah yang telah membangun Indonesia lebih dari satu abad.
“Kalau dia tidak menyatakan radikal, ya maka seharusnya memberi somasi pada media-media yang memberitakan dong. Jangan sampai selalu mengaitkan seseorang, mereka membuat api terus kami disuruh siram. Jangan ganggu dakwah tenang kami, gitu loh kira-kira. Kami sudah melakukan prosedur model dakwah yang humanis, yang moderat gitu, jangan dipancing-pancing,” tegas Cak Nanto dikutip siaran persnya, Senin (15/2).
Dalam wawancara dengan kanal televisi CNN Indonesia, Ahad (14/2) Cak Nanto menyatakan masih menunggu itikad baik, tetapi jika tidak segera ditanggapi maka PP Pemuda Muhammadiyah akan membawanya ke jalur hukum.
“Kalau menganggap Pak Din itu radikal, maka kami dianggap juga radikal karena kami anak didiknya, kira-kira begitu. Ini tidak ada urusan dengan politik, ini urusan marwah kami, jadi kami berharap ada itikad baik dari orang-orang yang menuduh,” imbuhnya.
Jika diabaikan, fitnah yang dilemparkan GAR ITB menurut Cak Nanto memiliki dampak destruktif bagi sejarah Muhammadiyah. Karena itu, Cak Nanto menegaskan akan mengawal kasus ini sampai tuntas.
“Padahal kami beruapa menjaga (kehidupan) kebangsaan ini bahwa mengkritisi, memberi masukan adalah bagian dari pola gerakan dakwah kami dan bagaimana kami memberikan manfaat pada setiap kehidupan karena ini jiwa kami, bukan untuk merusak kehidupan,” terang Cak Nanto lebih lanjut.
“Membuat kami merasa bahwa apa yang sudah kami lakukan, kami tumbuhkan, yang secara historis gerakan Muhammadiyah lebih tua dari bangsa ini masa mau dilecehkan gara-gara persoalan-persoalan yang sepele seperti ini. Jadi kami tidak mau mengorbankan model dakwah yang sudah satu abad lebih ini dengan hal-hal yang mengganggu. Jangan-jangan upaya ini hanya untuk meresahkan bangsa kita, bukan malah menambah kenyamanan dan kedamaian bangsa kita,” tegasnya.