Jawa Barat Dilanda Banjir, BPBD Jabar: Seluruh Personel Harus Stand By 24 Jam

BANDUNG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menyatakan, bencana hidrometeorologi terjadi di 11 kabupaten kota di Jawa Barat,  6 diantaranya berpotensi banjir dan 5 berpotensi longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat, Dani Ramdani pada Senin (8/2), mengatakan bencana hidrometeorologi muncul silih berganti. Pada Minggu (7/2) sore kemarin, sejumlah wilayah di Karawang masih diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.

Sedikitnya empat kecamatan terdampak banjir, yakni Cikampek, Purwasari, Telukjambe Barat, dan Rengasdengklok. Banjir setinggi 30-50 sentimeter (cm) merendam permukiman warga di Perumahan Kebun Kembang Asri Desa Cikampek Timur, Kecamatan Cikampek, sejak pukul 04.00.

“Kalau lokalisasi di wilayah rutin bencana kita sudah menyiapkan bangunan yang tinggi seperti balai desa dan masjid yang tinggi, kalau di subang pengungsian di alun-alun dengan tenda-tenda jadi disesuaikan oleh kondisi masing-masing,” jelasnya.

“Untuk di Karawang sudah ada beberapa desa harus mengungsi, kalau di Bekasi tidak ada pengungsian karena kondisi masih surut cepat,” lanjutnya.

Sejak awal Februari, hujan lebat disertai angin kencang mulai menerjang pantura Jawa Barat, yakni Karawang, Subang, dan Purwakarta.

Untuk melakukan antisipasi pihaknya saat ini terus melakukan pemeriksaan ke setiap daerah.

“Karena curah hujannya masih tinggi, sehingga kita secara rutin untuk melakukan penelusuran lokasi bencana,” ujarnya.

Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat, Dani Ramdani  mengatakan jika bencana yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat telah dilakukan kesiapsiagaan.

“Kesiapsiagaan saat ini kita harus lebih ditingkatkan. Jadi seluruh personil harus stand by 24 jam,” kata Dani.

Dani mengatakan jika saat ini posko penanggulangan juga sudah diaktifkan selama 24 jam termasuk juga bantuan logistik lainnya. Bahkan, bencana di Subang juga telah dilakukan evakuasi sampai saat ini.

Untuk saat ini, Dani menjelaskan, jika pihaknya hanya bisa menunggu air surut agar bisa melakukan kegiatan pembersihan dan juga pembetulan tanggul yang rusak.

“Karena memang terjadi di sejumlah kabupaten, jadi saat ini kita hanya bisa menunggu air surut untuk membersihkan dan untuk tanggul kita akan membetulkan dalam waktu dekat jika kondisi sudah memungkinkan,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan