’’Ini adalah kesempatan baik kita bisa bekerja sama dengan tiga perusahaan kelas dunia yang punya teknologi litium baterai,” kata Seto.
Pada pertemuan minggu depan, tim Tesla akan bertemu pemerintah beserta beberapa perusahaan pertambangan dalam negeri seperti Antam dan Inalum. Selain EV dan baterai litium, Tesla menawarkan kerja sama di bidang energy storage system (ESS). ESS, kata Seto, mirip seperti power bank. Namun dengan simpanan energi yang jauh lebih besar. Kapasitasnya bisa puluhan megawatt, bahkan sampai 100 megawatt.
Ide besarnya, baterai ESS mampu menggantikan peran pembangkit listrik peaker yang selama ini digunakan PLN. Pembangkit peaker digunakan PLN jika beban tenaga listrik melebihi jumlah pemakaian rata-ratanya.
Peaker bekerja pada jam-jam tertentu seperti siang saat pabrik sedang beroperasi dengan kapasitas penuh atau malam antara pukul 18.00 hingga 22.00 WIB saat masyarakat berada di rumah dengan perangkat listrik seperti AC maupun TV nyala.
Seto menjelaskan, dengan menggunakan baterai ESS, tidak perlu lagi membangun dan mengoperasikan pembangkit peaker. Jika beban melebihi suplai rata-rata, tenaga listrik bisa ditarik dari baterai ESS. ’’Kapan mengisinya? Ya ketika jam-jam tenaga listrik sedang dalam low demand,” terangnya.
Tim Tesla mencontohkan sistem baterai ESS dengan sistem kelistrikan di Australia yang sudah compatible dengan pembangkit-pembangkit energi terbarukan. Menurut Seto, Tesla memiliki ketertarikan dengan Indonesia yang dinilai memiliki banyak potensi energi terbarukan.
Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik Agus Tjahajana menjelaskan, setiap calon investor yang berminat berinvestasi di Indonesia bakal membutuhkan waktu untuk berdiskusi sebelum merealisasikan rencananya. Misalnya, investor butuh penjelasan dan kepastian akan ketersediaan bahan baku hingga beberapa tahun ke depan.
Agus mengatakan bahwa BUMN memiliki ambisi dan potensi besar untuk terlibat dalam ekosistem industri baterai pada 2025. Seperti diketahui, BUMN punya rencana untuk membentuk holding industri baterai yang bakal diisi MIND ID, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang Tbk.
’’Holding tersebut memasang target menjadi pemain hilir regional dan domestik di baterai dan kendaraan listrik baterai sehingga bisa bergerak sebagai pusat manufaktur kendaraan listrik berbasis baterai di ASEAN,’’ tegasnya.