“Selama ini kami menggunakan alat sederhana yaitu lampu pelita yang minyak tanahnya kami beli dengan harga 15 ribu rupiah untuk daerah yang terisolir seperti ini. Paling sedikit dalam sebulan menghabiskan 2 liter minyak tanah, yang berarti setiap bulan kita mengeluarkan biaya 30 ribu. Dilihat dari fungsi penerangan yang baru kami terima saat ini memang sangat luar biasa karena kami bisa melakukan beberapa kegiatan di malam hari termasuk memecahkan kemiri yang merupakan hasil tani di Desa Kabanda,” ujar Ndaing.*
Hadirkan Stasiun Pengisian Listrik dan Alat Penyimpanan Daya, PLN Terangi Desa Terpencil Di NTT
- Baca artikel Jabarekspres.com lainnya di Google News