MANDE – Puluhan ton ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Cirata Jangari mati mendadak. Diduga kematian ikan tersebut akibat adanya perubahan arus air yang tidak normal. Para petani menderita kerugian jutaan rupiah.
Salah satu petani Kolam Keramba Jaring Apung, di blok Jangari Elan (35) mengatakan, tak banyak ikan yang ia ternak, namun dengan kejadian ini dirinya mengalami kerugian lumayan besar.
“Saya tebar benih ikan memang tidak banyak, tapi kurang lebih ada 45 kilogram ikan mas, nila, yang mati karena cuaca buruk,” kata Elan, kemarin (1/2).
Elan mengatakan, petani ikan lainnya banyak yang ikannya mati, bahkan sampai puluhan ton.
“Kalau saya memang tidak seberapa, tapi, bagi teman-teman lainnya bisa saja mengalami kerugian hingga belasan juta,” katanya.
Elan mengatakan, bahwa kejadian ikan mati yang paling parah pada Minggu (31/1) kemarin.
“Kalau hari Minggu kemarin, ikan mati sangat banyak sekali,” ujarnya.
Kepala UPTD Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cianjur, Budi mengaku belum mengetahui informasi adanya ikan mati di Jangari, karena masih Work From Home (WFH).
“Saya belum tahu jelas kang informasinya, tapi kalaupun ada, biasanya ada WA group (WAG). Karena sekarang saya masih WFH,” kata Budi.
Budi mengatakan, jika memang benar terjadi, dikarenakan faktor cuaca seperti cuaca mendung datang angin dari selatan. Ditambah dengan pemberian makan yang berlebihan sehingga terjadilah ikan mabuk atau mati.
“Cuaca itu sangat menentukan, terlebih jika sedang mendung ditambah angin datang dari selatan, maka ikan pun tidak akan bisa tahan lama,” katanya.
Budi mengatakan, Tiga hari terakhir dimulai dari mulai Jumat, Sabtu, dan Minggu kondisi cuaca terus-terusan mendung ditambah lagi angin datangnya satu arah dari selatan.
“Faktor cuaca salah satunya yang menjadikan ikan mati. Selain itu faktor pemberian makanan yang berlebihan juga mempengaruhi,” katanya.(yis/sri)