Takut Tertular Covid-19, Warga Kelurahan Dago Jati Keukeuh Tolak The Silk Hotel Jadi Rumah Singgah

COBLONG – Tindakan pengubahan The Silk Hotel Dago menjadi rumah singgah bagi pasien Covid-19 mendapat penolakan tajam dari warga setempat.

Warga yang tinggal di sekitar hotel menyebut seharusnya terdapat jarak aman minimal 1 kilometer dari lingkungan masyarakat untuk rumah singgah.

“Seharusnya ada jarak batas aman dari rumah singgah ke pekarangan warga kira-kira 1 kilo lah, tapi ini kan dekat sekali dengan rumah warga jadi kami merasa tidak nyaman,” ujar Jayus yang merupakan tokoh masyarat di RW 6 Kelurahan Dago Jati kepada Jabar Ekspres pada Jum’at(29/1) Sore.

Ia juga menceritakan soal padatnya mobilitas warga setempat.

“ini coba bisa dilihat begitu dekat sekali lapangan tempat warga biasa beraktivitas dengan hotel, pagi-pagi biasanya para ibu-ibu melakukan senam disini, jadi kan kami merasa ada ketakutan tersendiri,” bebernya.

Pria berusia 40 tahun itu pun meminta agar Hotel tersebut tidak dijadikan sebagai rumah singgah. Selain dekatnya jarak antara hotel dengan tempat aktivitas warga, ia juga menyesalkan tidak adanya pemberitahuan lebih dahulu kepada masyarakat setempat.

“Diubahnya hotel menjadi rumah singgah tersebut tidak ada pemberitahuan lebih dulu kepada masyarakat, bahkan ketua RT dan RW tidak ada diberi tahu, ujug-ujug aja mau dijadiin rumah singgah” ucapnya.

Sebelumnya, warga RW 06 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, melakukan aksi penolakan tempat singgah pasien positif Covid-19 di Hotel Silk Dago.

“Atas nama banyak orang di warga , betul kami otomatis menentang hal itu, karena kami takut,” ucap salah seorang warga yang mengikuti aksi penolakan Kamis kemarin. (Mg5)

Tinggalkan Balasan