Makamkan Jenazah Korban Covid-19 di Cikadut, Keluarga Terjun Langsung

Dia menegaskan, selama ini tidak menarif harga soal pembayaran jasa pikul itu. Berapa pun kemampuan ahli waris diterima, meskipun tak sedikit yang dibantu secara cuma-cuma. Belum lagi kebutuhan APD tidak masing-masing orang memiliki satu APD.

“Uang dari ahli waris kita sisihkan jadi kalau di ahli waris ada yang ngasih 1 juta, dibagi bagi untuk yang kerja 12 orang. Kita kasih Rp 30 ribu sama rata, sisanya kita simpan buat keperluan bersama seperti sepatu, APD, dan masker,” ujarnya.

Harga satu APD, katanya, bisa Rp 80-90 ribu. Idealnya, APD digunakan satu kali pakai, tapi bagi jasa pikul jenazah Covid-19 di Cikadut, selama belum kotor masih akan tetap digunakan.

“Kita liat hasil uang yang disisihkan itu ternyata lumayan juga buat swab test alhamdulillah sehat. Ada bantuan vitamin,” tuturnya.

Saat disinggung soal tarif jasa pikul jenazah hingga Rp 2 juta, dia menegaskan, itu bukanlah harga dari para penyedia jasa pikul. “Kalo paling besar yang ngasih itu ada Rp 2 juta, jadi dia juga ngasih bukan kita yang minta,” ujarnya.

Farhan juga mengulang ucapan salah satu ahli waris korban Covid-19 yang memberi uang Rp 2 juta. “Ini ada uang lebih saya minta bantuannya, udah selesai pemakaman pun si ibunya ngasih uang lagi, uang shalawat. Sekalian sama titip kucing, punya jenazah. Saat itu jenazah Covid-19 nya masih anak SMA,” kata dia.

Diketahui, pemikul jenazah di Cikadut saat ini masih melakukan mogok kerja karena belum mendapat kepastian dari Pemerintah Kota Bandung. Meskipl begitu, saat ada jenazah yang datang, pihaknya masih melakukan pendampingan.

“Kita kasih tau caranya dan jalannya, kita mogok juga enggak bener-bener melepas gitu aja,” tandasnya. (ayu)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan