“Kami merupakan kelompok tani mandiri yang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah, namun seiring dengan keinginan dan harapan untuk mengembalikan kejayaan kopi Cianjur, kami terus memberikan pembinaan dan bekerjasama dengan dinas atau instansi terkait untuk mengembangkan lahan. Saat ini panen raya kopi Gunung Sngging sudah mencapai 100 ton, ” katanya.
Untuk meningkatkan produksi sebagai penunjang keinginan pemerintah daerah, pihaknya melakukan kerjasama terkait pengembangan produksi kopi jenis arabica dengan SMK di Kecamatan Sukanagara dan kopi jenis robusta untuk kelompok tani binaan di beberapa kecamatan di wilayah selatan Cianjur seperti Pagelaran, Kadupandak dan Takokak
Tidak hanya memberikan edukasi terkait penanaman kopi, pihaknya juga memberikan edukasi terhadap petani terkait konservasi alam dengan membagikan 5.000 bibit kopi ke berbagai wilayah yang lahannya kritis seperti di Kecamatan Pagelaran dan Kadupandak yang masuk dalam kawasan Perhutani. “Harapan kami pemerintah mencarikan pasar tetap untuk kopi Cianjur,” katanya. (antara)