Eksposkasus predator seksual di Mapolresta Cirebon turut dihadiri Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak RI,Bimasena. Pada kesempatan itu Bimasena mengatakanpihaknya mengapresiasi kerja tim penyidik Satuan Reserse Kriminal Polresta Cirebon yang telah menangkap NF, predator anak di Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.
“Data yang kami peroleh, tercatat sebanyak 13 anak jadi korban. Tapi tidak menutup kemungkinan korban akan terus bertambah. Kita akan melakukan assesment dan trauma healing kepada korban, bekerja sama dinas terkait. Akan dilakukan secara bertahap,” katanya di sela-sela konferensi pers bersama Kapolresta Cirebon Kombes Pol M Syahduddi.
Bimasena menyampaikan, kasus kejahatan terhadap anak di Jawa Barat didominasi kejahatan seksual. Sekitar 51 persen. Masih kata imasena, angka kasus kejahatan atau kekerasan terhadap anak di Kabupaten Cirebon termasuk tinggi. Bahkan tertinggi kedua di Jawa Barat setelah Sukabumi. “Kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Cirebon. Juga didominasi oleh kejahatan seksual. Kalau di Kota Cirebon didominasi oleh KDRT,” ujarnya.
Seperti diketahui, NF diamankan warga dan diserahkan ke Polresta Cirebon pada 2 Januari 2021 lalu. Ia membuat warga satu kompleks perumahan di Kecamatan Sumber geram. Itu setelah ia diketahui mencabuli anak-anak di kompleks perumahan tersebut. Semua korbannya adalah anak laki-laki. Bahkan perbuatanya itu direkam di ponsel milik NF sendiri.
“Dia ini marbot yang kami datangkan sesuai rekomondasi dari salah satu pondok pesantren. Ia mengurus masjid. Kami beri honor, makan, dan kita fasilitasi hidupnya di sini. Banyak warga yang ngasih sesuatu kalau ada acara. Kami udah baik. Tapi dia malah berkhianat dengan menodai anak-anak kompleks sini,” kata AN ketua RW setempat.
Diketahui, NF sudah 8 bulan menjadi marbot di masjid tersebut. Ia kadang menjadi imam di masjid itu juga. Pada waktu luangnya, NF juga mengajarkan anak-anak mengaji. Pada momen itulah, ia mengenal korbannya. Rupanya, pelaku ini mempunyai kelainan. Yaitu menyukai sesama jenis.
Pada momen tertentu, pelaku merayu para korbannya. Diajak ke kamarnya yang berlokasi di belakang masjid. Berbagai macam cara pelaku mengakali korban. Ada yang diiming-imingi makanan, uang, dan lainnya. “Belum ada yang sampai disodomi. Keterangan anak-anak, hanya buat mainan saja. Ada cium dada, bibir. Paling parah ada yang ditelanjangi mau disodomi. Tapi anak-anak menolak dan menepisnya,” timpal B, salah satu warga yang anaknya juga menjadi korban.