WHASINGTON – Bank Dunia telah menyatakan persetujuannya dalam membantu negara Lebanon untuk lakukan vaksinasi massal melawan melawan Covid-19, dana yang dikucurkan sebesar 34 juta dolar AS atau setara dengan Rp477 miliar, Kamis (21/1).
Lebanon telah mengalami peningkatan kasus infeksi harian, menjadi yang tertinggi di kawasan, dengan 6 ribu kasus tercatat pada Jumat (15/1) pekan lalu.
Hal demikian menambah tekanan ekonomi-politik akibat kejatuhan finansial dan ledakan masih yang terjadi pada Agustus tahun lalu.
Pengalihan dana Bank Dunia dari Proyek Ketahanan Kesehatan Lebanon menjadi dana pengadaan vaksin COVID-19 itu merupakan pendanaan pertama yang dilakukan Bank Dunia untuk skema tersebut.
Dengan pendanaan ini, akan tersedia vaksin untuk lebih dari dua juta orang, dengan kiriman dosis yang dijadwalkan tiba di Lebanon pada awal Februari dan dialokasikan bagi kelompok prioritas.
Di antaranya, seperti pekerja medis yang beresiko tinggi, lansia di atas 65 tahun, staf epidemiologi dan pengawasan, juga orang berusia 55-64 tahun dengan penyakit bawaan.
“Akses yang adil, meluas, dan cepat atas vaksin COVID-19 menjadi sangat penting untuk melindungi nyawa dan mendukung pemulihan ekonomi,” kata Presiden Grup Bank Dunia, David Malpass, dalam sebuah pernyataan.
Bank Dunia menyebut bahwa keputusan pemberian dana itu diikuti dengan upaya Pemerintah Lebanon untuk melakukan pengkajian kesiapan vaksin, membentuk komite vaksin nasionan, dan menyiapkan rancangan Rencana Pengiriman Vaksin Nasional (NVDP) yang sejalan dengan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Bank Dunia juga bekerja erat dengan lebih dari 100 negara untuk membuka jalan bagi mereka agar dapat menerima pinjaman rendah bunga dan pendanaan untuk membeli dan mendistribusikan vaksin COVID-19, sebagai bagian dari inisiatif 12 miliar dolar AS (Rp168, 4 triliun) yang disetujui pada Oktober 2020 lalu. (antara)