Ketum Perguruan Pencak Silat: Komjen Pol Sigit Mampu Satukan Pendekar Silat se-Banten

JAKARTA – Ketua Umum Perguruan Pencak Silat Banten Yadi Sugiadi mengatakan Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo merupakan sosok pemersatu golongan.

“Saya sangat bangga pada Pak Sigit. Beliau mau berteman dan sangat menghargai masyarakat. Kegiatan apa pun dan sekecil apa pun jika diundang masyarakat pasti beliau hadir,” kata Yadi Sugiadi melalui siaran pers di Jakarta, dilansir dari antaranews, Sabtu (16/1).

Menurut dia, Sigit tipe pejabat yang tidak membeda-bedakan perlakuan antara masyarakat dan pejabat.

Yadi pun menuturkan bahwa Sigit pernah menyatukan para pendekar dari berbagai perguruan pencak silat Banten. Hal itu dilakukan saat Sigit menjabat sebagai Kapolda Banten pada 2017 silam.

Ada sekitar 3.000 lebih jawara dan pendekar se-Banten berkumpul di alun-alun barat Kota Serang, Banten pada 17 November 2017 lalu. Mereka menampilkan atraksi debus kolosal yang disebut Tapak Karuhun Banten. Kegiatan ini memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).

Tapak Karuhun Banten itu merupakan ide Sigit saat memimpin Polda Banten.

Menurut dia, saat itu Sigit mengatakan ingin melestarikan budaya dan mengangkat sejarah Banten. “Beliau waktu menjabat Kapolda Banten bertemu banyak ulama dan jawara. Beliau menanyakan mengenai budaya dan ingin merangkul seluruh elemen yang ada,” kata Yadi.

Ketua Umum DPP Perguruan Pencak Silat Terumbu Banten ini awalnya pesimistis Sigit mampu menyatukan ratusan perguruan pencak silat. Hal itu lantaran latar belakangnya berbeda. Terlebih setiap perguruan memiliki ego dan merasa paling hebat.

“Tapi dengan tekad beliau ternyata bisa menyingkirkan masing-masing ego tanpa adanya konflik,” ujarnya.

Hal serupa juga dikatakan Ketua DPW TTKKDH Cimande Kabupaten Serang TB Arif Hidayat.

TB Arif bercerita mengenai awal mula terselenggaranya Tapak Karuhun Banten.

Saat itu, dia berbicara dengan Sigit mengenai situasi dan kondisi perguruan pencak silat di Banten. Dia meminta Sigit untuk merangkul ulama dan jawara, agar situasi keamanan dan ketertiban masyarakat Banten dapat terkendali.

“Hanya butuh waktu tiga bulan menyatukan semua perguruan di Banten dan itu tidak mudah. Tapi alhamdulillah akhirnya bisa terlaksana dan berhasil dapat rekor MURI,” ujarnya pula.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan