“Ini adalah vaksin yang aman dan efektif yang memenuhi semua kriteria untuk membenarkan penggunaannya dalam keadaan darurat,” kata Dimas Covas selaku Direktur Pusat Kesehatan Publik Sao Paulo, Institut Butantan.
Dilansir Channel News Asia, beberapa ilmuwan dan pengamat mengecam Butantan karena pekan lalu merilis sebagian data yang menghasilkan ekspektasi yang tidak realistis. Dengan menurunnya hasil efikasi yang dilaporkan, kemungkinan akan menambah keraguan di Brasil tentang vaksin buatan Cina.
“Kami memiliki vaksin yang bagus. Bukan vaksin terbaik di dunia. Bukan vaksin yang ideal,” kata Ahli Mikrobiologi Natalia Pasternak, mengkritik nada kemenangan yang diumumkan Institut Butantan pekan lalu.
Sebelum mengumumkan hasil efikasi sebanyak dua kali, para peneliti di Butantan telah menunda pengumuman hasil uji klinis vaksin Sinovac sebanyak tiga kali. Mereka menyalahkan klausul kerahasiaan dalam kontrak dengan Sinovac.
Di Indonesia sendiri, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengumumukan bahwa efikasi atau tingkat keampuhan vaksin corona Sinovac sebesar 65,3 persen. Angka tersebut sudah sesuai dengan standar atau ambang batas efikasi yang ditetapkan WHO yakni minimal 50 persen. (der/fin)