JAKARTA – Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Prof. dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D mengatakan, orang yang sudah disuntik vaksin COVID-19 harus tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan menerapkan 3 M: memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak. Bahkan sebenarnya, sudah ditambah menjadi 5M dengan menghindari kerumunan dan membatasi mobilisasi.
“Meski sudah divaksin belum ada jaminan mereka menghasilkan antibodi yang cukup. Makanya perlu menjaga perilaku 3 M,” kata Pandu Riono saat menjadi narasumber webiner bertema “Vaksinasi COVID19: Perspektif Klinis, Epidemiologis dan Etis” yang digelar Rotary Club of Surabaya dan Indonesia Bioethics Forum (IBF), Sabtu (16/1), dilansir dari jpnn.
Dokter Pandu mengatakan, vaksinasi saat ini sudah menjadi tujuan untuk mengatasi pandemi. Namun, lanjut dia, masalahnya saat ini mungkinkah hal itu bisa mengatasi pandemi?.
“Pada dasarnya saya meragukan setiap pendapat atau ilmiah terkait mengatasi pandemi ini, supaya kita bisa berfikir kritis,” katanya.
Pandu mengatakan, situasi pandemi saat ini ibarat gunung es, di mana yang terlihat di rumah sakit maupun puskesmas hanya sebagian kecil. Namun faktanya banyak kematian yang tidak dikenali sebagai infeksi COVID-19.
“Banyak yang terinfeksi tapi tidak bergejala. Hampir 80 persen tidak bergejala tapi menularkan,” katanya.
Saat ini, kata dia, harapan terhadap manfaat vaksinasi terlalu berlebihan. “Padahal kita tahu, Rotary Club jauh hari sudah melakukan vaksin polio. Tapi sampai saat ini juga belum selesai, masih ada yang terkena polio,” ujarnya.
Masalahnya, saat ini, kata dia, banyak penerima vaksin yang meragukan vaksin itu sendiri. “Jangan bilang tenaga kesehatan itu rasional, ada juga profesor hingga tenaga kesehatan cara berfikir tidak rasional atau ragu-ragu soal vaksin,” katanya.
Meski demikian, ia mengungkapkan bahwa vaksin bisa mencegah penularan COVID-19 karena vaksin menstimulasi antibodi sehingga tidak menjadi COVID-19 yang mematikan.
“Jadi kita berusaha keras untuk menurunkan angka penularan dengan cara 3 M dan 3T (Tracing, Testing, Treatment),” ujarnya. Hal sama juga dikatakan dokter RS Siloam dan RS Awal Bros Makassar Dr. Bambang Budiono, Sp.JP, FIHA, PAPSIC, FSCAI.