BANGKOK – Thailand telah melegalkan ganja untuk dikonsumsi masyarakat. Di negara itu, restoran hingga rumah sakit bahkan menjual berbagai menu olahan berbahan dasar ganja.
Mengikuti jejak Amerika Serikat (AS), Thailand mulai mengizinkan konsumsi ganja pada Desember 2020. Kala itu, pemerintah Thailand mengumumkan mengeluarkan daun, batang, dan akar ganja dari kategori narkotika.
Usai aturan itu dicabut, rumah sakit sampai restoran mulai terang-terangan menggunakan ganja. Salah satunya terlihat dari penggunaan ganja untuk bahan makanan.
Dilansir dari The Thaiger, Jumat (15/1) menu makanan yang disajikan ini memanfaatkan bagian tanaman ganja yang mengandung psikoaktif tetrahydrocannabinol atau THC. Dalam pengolahannya, juru masak menggunakan kadar sangat rendah dan legal untuk dikonsumsi menurut hukum setempat.
Orang yang menyantapnya pun tidak merasakan efek ‘high’ karena masih dikonsumsi dalam batas normal. Sementara itu, untuk bagian tunas ganja yang kaya THC masih dilarang untuk dikonsumsi. Tunas ini masuk dalam Narkotika Kategori 5 yang ilegal di Thailand.
Menu ganja ini salah satunya dijual di Rumah Sakit Chao Phraya Abhaibhubejhr melalui fasilitas kesehatan Ganja Ros yang berarti Rasa Ganja. Di sana dijual olahan ganja goreng yang diolah menjadi salad pedas.
Sebelumnya, rumah sakit ini hanya menggunakan ganja untuk alasan kesehatan. Mereka membuka klinik medis mariyuana pada 2019 dan menjual minyak ganja dengan kandungan THC rendah pada pasien.
Selain rumah sakit, ada juga restoran yang menjual roti lapis berisi daun ganja. Olahan daging yang digoreng dengan daun kemangi dan daun ganja juga dijual di sana. Restoran yang menyediakan menu ganja itu buka mulai pukul 09.00-16.00 waktu setempat.
Restoran yang menjual menu ganja, sebelumnya juga pernah viral di Hong Kong. Di sana, ganja diolah bersama kopi dan biskuit. Para pelanggan mengaku tidak merasakan efek berlebih setelah mengkonsumsi menu tersebut. (bbs)