JAKARTA – Diduga terlibat match fixing atau pengaturan skor, dua pebulu tangkis Indonesia, Agripinna Prima Rahmanto Putra dan Mia Mawarti akan mengajukan banding atas hukuman yang diberikan BWF karena dugaan tersebut.
Selain mereka berdua, diketahui bahwa terdapat delapan pebulu tangkis Indonesia yang terlibat dalam kasus pengaturan skor dan perjudian ini. Masing-masing pemain mendapat hukuman yang beragam, mulai dari larangan berkegiatan dalam bulu tangkis selama 12 tahun disertai denda hingga larangan bermain seumur hidup.
Tiga dari delapan pemain yakni Agripinna Prima Rahmanto Putra, Mia Mawarti, dan Putri Sekartaji memutuskan menghadap Pengurus Pusat PBSI meminta bantuan di Pelatnas Bulu Tangkis Indonesia di Cipayung, Jakarta, Senin (11/1).
Mereka diterima langsung oleh Wakil Sekjen PP PBSI Eddy Sukarno. Dua dari tiga pemain tersebut, yaitu Agripinna dan Mia akhirnya memilih mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) di Swiss.
Mereka banding karena merasa tidak bersalah melakukan rekayasa hasil pertandingan atau berjudi. Berbeda dengan kedua pemain tersebut, sementara itu Putri Sekartaji tidak melakukan banding dan menerima hukuman, meski dihukum 12 tahun skorsing dan denda USD 12 ribu.
Eddy menjelaskan, memori banding itu akan dikirimkan ke CAS setelah ditandatangani pemain yang bersangkutan. Langkah tersebut menurut Eddy untuk menegaskan bahwa PBSI tidak lepas tangan terhadap warganya yang tengah terlilit kasus.
“Karena mereka masih sebagai warga PBSI, maka ketika mereka meminta bantuan dan perlindungan, tentu kita bantu dan dampingi,” katanya di grup media PBSI, Senin petang, dilansir dari JPNN.
Agripinna sendiri dijatuhi vonis BWF berupa hukuman enam tahun tidak boleh berkecimpung di bulu tangkis plus denda USD 3.000.
Sedangkan, Mia dituduh menyetujui dan menerima uang sebesar Rp 10 juta dari hasil perjudian, kemudian dianggap tidak melaporkan terjadi perjudian kepada BWF, dan tidak hadir dalam wawancara atau undangan investigasi oleh BWF.
Atas kesalahnnya itu, Mia kena skors 10 tahun tidak boleh terlibat dalam pertandingan dan denda USD 10 ribu.(jpnn)