Masa Depan Amerika Serikat di Tangan Joe Biden

Daya dukung lainnya adalah masalah finansial. Di awal tahun 2020 kas kampanye Biden hampir kosong. Biden memulai kampanye dengan posisi tidak menguntungkan dibandingkan Trump, yang telah menghabiskan seluruh masa kepresidenannya untuk menghimpun dana kampanye yang hampir mencapai satu miliar dolar. Namun sejak bulan April, kampanye Biden berhasil menghimpun banyak dana, dan berakhir dengan posisi finansial yang jauh lebih kuat daripada Trump.

Pada awal Oktober, kampanye Biden punya $144 juta lebih banyak daripada Trump, yang memungkinkannya untuk meningkatkan gelombang iklan televisi di hampir setiap negara bagian.
Joe Biden akan menjadi presiden Amerika Serikat (AS) ke-46 dalam kondisi negara yang masih belum pulih dari pandemi Covid-19, hal ini tentu saja menjadi tantangan berat Biden selama empat tahun ke depan, terutama dalam mewujudkan janji kampanye.

Sebagai contoh dalam hal penyelamatan ekonomi AS. Dalam kampanyenya, Biden mendukung rencana untuk merestrukturisasi pinjaman mahasiswa, meningkatkan jaminan sosial untuk pensiunan dan memberikan bantuan tunai untuk usaha kecil. Dia juga menawarkan proposal yang lebih ambisius, seperti menginvestasikan 2 triliun dolar AS di berbagai bidang seperti energi bersih, infrastruktur, dan angkutan umum.

Di samping itu, Biden juga menyerukan untuk menghapuskan kebijakan pemotongan pajak yang ditandatangani oleh Presiden Donald Trump sejak 2017. Dia berjanji untuk menaikkan tarif pada perusahaan dari 21 persen menjadi 28 persen dan beberapa perubahan aturan pajak lainnya. Diperkirakan, rencana Biden tersebut dapat menghasilkan lebih dari 3 triliun dolar AS selama dekade berikutnya. Jumlah yang cukup besar di tengah membengkaknya utang nasional AS karena pandemi. Namun, setiap upaya untuk menaikkan tarif akan ditentang oleh Partai Republik dan kelompok bisnis, yang mengatakan pajak yang lebih tinggi akan merugikan ekonomi.

Lalu berkaitan dengan lingkungan, Biden menjanjikan proposal besar terkait perubahan iklim yang dibuat dengan bantuan dari beberapa mantan pengkritiknya, yang disebut-sebut sebagai rencana paling ambisius yang pernah diajukan oleh seorang calon presiden AS.

Tantangan lainnya adalah merubah secara radikal kebijakan perdagangan agresif Donald Trump, seperti menyerang sekutu, mengkritik organisasi internasional dan menerapkan pajak perbatasan baru pada impor dari banyak negara telah menjadi kebijakan ekonominya yang paling khas, sehingga menimbulkan ketegangan-ketegangan sepertihalnya dengan China.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan