JAKARTA – Perusahaan teknologi Jepang NEC Corp menghadirkan sistem pengenalan wajah yang dapat mengidentifikasi orang-orang sekalipun mereka mengenakan masker.
Sistem tersebut mampu mengenali wajah seseorang yang tertutup dengan mempertajam bagian yang tidak tertutup masker, seperti mata dan area sekitarnya dalam mengenali identitasnya.
“Kebutuhan semakin meningkat karena situasi virus corona seiring dengan keadaan darurat (tahun lalu) berlanjut untuk waktu yang lama, jadi kami sekarang telah memperkenalkan teknologi ini ke pasar,” ucap Asisten Manajer divisi platform digital NEC, Shinya Takashima, dilansir dari Antara, Jumat (8/1).
NEC menyebutkan, verifikasi membutuhkan waktu kurang dari satu detik dan mengklaim tingkat akurasinya lebih dari 99,9 persen.
Sistem itu dapat digunakan pada gerbang keamanan di gedung perkantoran dan fasilitas lainnya. NEC juga menguji coba teknologi pembayaran otomatis di toko swalayan tanpa awak di kantor pusatnya di Tokyo.
Akan tetapi, NEC menolak memberitahu harga sistem tersebut. Adapun perusahaan ini akan menargetkan penjualan sebesar 100 miliar yen atau sekira Rp13,5 triliun pada tahun fiskal 2021.
Nilai sebesar itu digelontorkan untuk bisnis analisis biometrik dan video yang merupakan unsur pendukung sistem teknologi wajah kelak.
Takashima mengatakan, sistem baru tersebut mulai dijual pada Oktober dan pelanggannya termasuk Lufthansa serta Swiss International Airlines.
“Verifikasi tanpa sentuhan menjadi sangat penting karena dampak virus corona,” ujarnya.
“Ke depannya kami berharap dapat berkontribusi untuk keselamatan dan ketenangan pikiran dengan memperkuat (upaya) di bidang itu,” tambahnya. (antara)