Saham Tesla Melesat, Elon Musk Jadi Orang Terkaya di Dunia

JAKARTA – Elon Musk boleh berbangga dengan pencapaiannya di awal tahun ini. Pasalnya, bos Tesla yang juga pendiri SpaceX itu berhasil mencatatkan dirinya sebagai orang terkaya di dunia, melampaui Jeff Bezos yang telah menduduki posisi tersebut sejak 2017.

Salah satu penyumbang terbesar dalam kekayaan Elon Musk adalah Tesla. Perusahaan mobil listrik ini bertumbuh pesat, meskipun di tengah pandemi. Tahun lalu, ia menargetkan produksi dan pengiriman mobil listrik sekitar 500.000 unit.

Saham Tesla tumbuh selama setahun terakhir, karena Elon Musk berhasil membawa perusahaan keluar dari “neraka produksi,” dan secara dramatis meningkatkan penjualan kendaraan listriknya berkat sedan Model 3 dan SUV Model Y yang lebih terjangkau.

Kekayaan pribadi Elon Musk meroket menjadi lebih dari 150 miliar dolar AS, sebagian besar karena Musk memiliki banyak saham Tesla, sekitar 20 persen dari saham perusahaan tersebut.

Saham Elon Musk terus bertambah, terutama setelah dia menandatangani paket kompensasi 10 tahun dengan Tesla pada 2018 yang disetujui oleh para pemegang saham. Musk mendapatkan insentif setiap kali Tesla meraih pencapaian baru, yang dia terima tahun ini bernilai sekitar 800 juta dolar AS.

Seperti kebanyakan miliarder, Elon Musk mengalami peningkatan kekayaan selama pandemi COVID-19. Namun tidak seperti miliarder lainnya, Elon Musk mengklaim dirinya “miskin uang” dan “tidak likuid secara finansial” pada 2019, dan tahun lalu mengatakan dia akan menjual “hampir semua harta benda fisik,” termasuk rumah mewahnya.

Dikutip dari Antara, dia mengambil pinjaman dari saham yang membuatnya begitu kaya dan mengembalikan uang itu ke perusahaannya, seperti ketika dia melempar sekitar 100 juta dolar AS ke The Boring Company pada 2018.

Elon Musk memiliki sejarah panjang dalam menggunakan kekayaan pribadinya untuk mendanai usaha baru, seperti saat dia mendanai Tesla dan SpaceX, setelah menjadi jutawan yang menjalankan Zip2 dan PayPal.

Musk sekarang menjadi orang terkaya di dunia menurut standar Bloomberg dan Forbes, yang berfokus pada uang, meskipun memang cenderung fokus pada penghitungan aset yang dapat diketahui. (Antara)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan