GARUT – Banyaknya wisatawan yang berwisata di Garut pada libur akhir tahun 2020 menjadikan Pemerintah Kabupaten Garut saat ini bersiaga penuh. Hal itu dilakukan karena di pertengahan Januari 2021 diprediksi terjadi outbreak kasus warga yang terpapar Covid-19. Semua pihak harus tetap disiplin menerapkan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak)
“Outbreak penambahan kasus COVID-19 dikhawatirkan terjadi, sebab ada wisatawan dari luar daerah yang datang ke banyak objek wisata di Garut
saat momen libur Nataru kemarin. Karena biasanya setelah acara, kemudian setelah kegiatan yang sifatnya kumpul orang banyak, wisata, libur dan sebagainya, itu ada peningkatan (kasus warga yang terkonfirmasi Covid-19) signifikan,” kata Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, Selasa (5/1).
Prediksinya, ungkap Helmi, outbreak dampak libur akhir tahun akan terjadi pada pertengahan bulan ini. “Pemkab Garut sebetulnya sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya outbreak, mulai himbauan protokol kesehatan di kawasan wisata, hingga tes cepat antigen secara acak kepada wisatawan,” ungkapnya.
Tes cepat antigen, menurut Helmi dilakukan di sejumlah tempat wisata, mulai Cipanas, Darajat, Papandayan, hingga pantai Santolo dan Sayangheulang. Namun walau begitu, pihaknya tetap bersiaga menghadapi kemungkinan terburuk.
Terkait tes cepat antigen di tempat wisata kepada wisatawan, Bupati Garut Rudy Gunawan menyebut bahwa hasilnya mayoritas negative. “Rapid Antigen kemarin 90 sampai 95 persen negatif. Ada yang positif tapi sifatnya reaktif (terindikasi),” sebutnya.
Yang reaktif, Bupati tidak menyebut secara eksplisit jumlahnya. Namun ia memastikan wisatawan yang terindikasi positif Covid-19 langsung dipulangkan. (igo)