Tahun 2023, Targetkan 120 Ribu Hafiz

BANDUNG – Sekretaris Pengurus Wilayah Jam’iyatul Qurra Wal Hufafaz Nahdhatul Ulama (PW JQH NU) Provinsi Jawa Barat (Jabar) KH Ali Khosim menyebutkan, program Satu Desa Satu Hafiz (Sadesha)  merupakan inisiasi cerdas dari Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar.

Pasalnya, dengan adanya program unggulan Sadesha ini, kedepannya akan diwujudkan provinsi Jabar Juara Lahir dan Batin seperti yang di cita-citakan. Terlebih, akan mampu mengangkat Jabar menuju satu provisni yang terbaik.  .

“Jawa Barat merupakan provinsi yang di dalamnya tersebar banyak para ahlul quran. Di mana para Hafiz dan fahizah ini seusai diklat nanti ada sebanyak 6.000 yang akan disebar di seluruh desa di Jabar,” ucap KH Ali dalam sambutan pembukaan Diklat Sadesha di Bandung, Senin (21/12).

Wakil Ketua II Baznas Jabar ini mengatakan, jika 6.000 para Hafiz dan Hafizah ini kemudian sudah bertugas keseluruh desa di Jabar. Dan masing-masing mempuinyai masyarakat binaan sebanyak 10 orang. Maka di Jabar akan hadir 60 ribu Hafiz dan Hafizah.

“Coba bayangkan, 60 ribu Hafiz dan Hafizah berada di setiap desa di Jabar. Apalagi jika sesuai dengan apa yang kita targetkan semua. Mengajarkan masyarakat, membimbing masyarakat, memberikan pencerahan kepada masyarakat, dan mengedukasi masyarakat agar mencintai tahfiz Quran dan menargetkan sebanyak 20 orang,” kata KH Ali.

“Maka, tahun 2023 yang akan nanti, akan hadir di Jabar sebanyak 120ribu Hafiz dan Hafizah. Ini merupakan program yang luar biasa,” imbuhnya.

Sadesha merupakan program yang sampai saat ini menjadi program unggulan yang dimiliki satu-satumya provinsi di Indonesia. Yakni, provinsi Jawa Barat. Maka dari itu, ucap dia, warga Jabar harus bangga mempunyai pemimpin seperti Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum.

“Kita harus mendukung pemimpin kita, harus berkomitmen untuk sama-sama membangun Jabar menjadi lebih baik dan mewujudkan Jabar Juara lahir dan Batin,” ajaknya.

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung itu menjelaskan, berdasarkan hasil riset Institut Ilmu Quan (IIQ), ternyata tingkat buta huruf Alquran di Indonesia masih tinggi. Mencapai 60 persen. Pun ada riset lain, ungkap dia, yang mencapai 63 persen. Begitupun di Jabar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan