Dadang Naser Minta Milenial Miliki Karakter Sabilulungan

SOREANG – Bupati Kabupaten Bandung Dadang M. Naser menyatakan Filosofi Sunda Sabilulungan mulai digaungkan sejak awal menjabat jadi Bupati Bandung pada tahun 2010 lalu. Sehingga simbol Sabilulungan sudah melekat dengan masyarakat.

Dia mengatakan, makna Sabilulungan sebagai sistem nilai ketatanegaraan di tatar Sunda. Dengan begitu, apabila mengharapkan negeri yang nanjung (maju) harus memiliki penerapan sistem nilai Sabilulungan seperti yang dimaksud Ki Sunda.

“Sabilulungan bukan sekedar gotong-royong semata. Namun, Sabilulungan itu dalam berbeda-beda tetap bersama untuk kemajuan rakyat dan negara sunda dalam konteks saat sunda berdiri. Tapi karena sekarang merupakan negara kesatuan, maka dari Kabupaten Bandung, sabilulungan untuk Indonesia,” kata Dadang kepada Jabar Ekspres di rumah dinasnya, Rabu (16/12).

Menurutnya, sabilulungan juga merupakan filosofi dan ideologi masyarakat Sunda dalam berbahasa, bermasyarakat, dan bernegara.

Apabila Sabilulungan diterapkan akan menjadi sebuah karakter masyarakat, maka negeri nanjung bisa terlaksana. Sebab, lanjut dia,  dengan semangat juang Sabilulungan, maka akan menghasilkan kolaborasi kebersamaan yang silih asih dan silih asuh.

“Semua jargonnya yang ada di dalam Perhelatan Pilkada Kabupaten Bandung, seperti Dahsyat, Bedas, itu termasuk bagian dari Sabilulungan,” ungkapnya.

Dikatakan Dadang, sabilulungan sebetulnya sudah terlaksana di Indonesia. Sabilulungan sendiri representasi dari Bhineka Tunggal Ika yang saat ini menjadi semboyan Bangsa Indonesia.

“Sabilulungan juga ada di Korea Selatan istilahnya Saemaeul-ho Undong, di Jepang ada Kaizen dan Bushido sebagai semangat ksatria. Nah Sabilulungan ini jiwanya ksatria orang Sunda. Sunda punya Sabilulungan untuk meluluhkan dunia,” jelasnya.

Dia mengimbau kepada warga Kabupaten Bandung agar tidak berpikiran sempit terhadap semboyan Sabilulungan. Pasalnya, semboyan Sabilulungan bisa diaplikasikan dalam karakter masyarkat dalam membangun peradaban yang maju secara bersama-sama.

“Sabilulungan ini melekat di para pejuang terdahulu. Maka dari itu saya berharap karakter Sabilulungan bisa diaplikasikan dalam nilai-nilai perjuangan para kaum milenial,” tandasnya. (yul/bam)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan