Hashim mengatakan bahwa dirinya telah dizalimi oleh banyaknya pemberitaan yang menyudutkan nama besar keluarga dan perusahaannya. Seolah perusahaannya memonopoli izin budidaya benur.
“Saya atas nama Djojohadikusumo, saya prihatin dan saya merasa dizalimi, merasa dihina dan difitnah. Anak saya sangat merasakan,” ujarnya.
Hashim lantas menjelaskan bahwa dirinya telah membangun usaha di bidang kemaritiman sejak 34 tahun silam. Mulanya, usaha tersebut bergerak pada bidang budidaya mutiara.
Namun dalam 5 tahun belakangan, bisnis mutiara mengalami gangguan dan membuat perusahaan terus mengalami kerugian.
Namun Hashim bertekad untuk tidak memutus hubungan kerja (mem-PHK) para karyawan yang berjumlah 214 orang di Nusa Tenggara Barat.
Dari situ kemudian muncul ide untuk melakukan diversifikasi di luar mutiara.(ral/pojok/ris)
Komentar