Apa Sih, Keistimewaan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat?

BANDUNG – Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat terletak di Jalan Dipati Ukur No. 48, Kota Bandung. Lokasinya berhadapan dengan Gedung Sate dan di depan Kampus Universitas Padjadjaran (Unpad), Kota Bandung.

Monumen berdiri di atas tanah seluas ± 72.040 m² dan luas bangunan ± 2.143 m, dengan model bangunannya, berbentuk bambu runcing yang dipadukan dengan gaya arsitektur modern. Itu merupakan simbol perjuangan dan kemerdekaan Indonesia.

Tepat di bawah Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat ini, terletak sebuah museum yang secara detail menceritakan berbagai peristiwa penting perjuangan rakyat Jawa Barat melawan penjajahan dan pemberontakan.

Museum Monumen Perjuangan Rakyat (MONPERA) Jawa Barat ini juga menampilkan sejarah asal mula Bandung.

“Disini banyak artefak-artefak yang mencerminkan perjuangan rakyat Jawa Barat. Ada senjata-senjata keris, golok, kujang dan senjata rampasan dari penjajah,”ucap Joni Kalimanjaya, pemandu senior Museum Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) Jawa Barat kepada RRI saat berkunjung ke museum, Kamis,(26/11).

Selain berbagai senjata maupun artefak peninggalan masa penjajahan, di dalam museum juga ditampilkan sejarah berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Ketika masuk dari pintu utama dan menuruni tangga, terlihat sederetan manikin (boneka manusia), yang memakai seragam militer tentara Jepang, Belanda hingga tentara Indonesia pada masa perjuangan.

“Ini merupakan seragam tentara pada masa dulu, mulai tentara penjajah hingga sejarah berdirinya TNI,”jelas Joni.

Sebelum sampai ke sederetan manikin berseragam militer, ketika menuruni tangga, terdapat sederetan foto tokoh maupun pahlawan nasional, kemudian di pojok setelah deretan manakin, terlihat dengan jelas gambar yang menceritakan perjuangan Bandung Lautan Api.

Di museum ini pun menampilkan diorama penting dalam sejarah Jawa Barat. Mulai dari ditemukannya manusia Sunda di gua Pawon, peristiwa Bandung Lautan Api, Bojongkokosan hingga perlawanan Pangeran Kusumadinata XI, bupati Sumedang tahun 1791-1828 atau yang lebih dikenal sebagai Pangeran Kornel, terhadap Herman Willem Daendels, Gubernur Jendral Hindia Belanda.

Lebih menarik lagi, ketika masuk ke ruang berbentuk lingkaran. Disini terlihat berbagai foto maupun benda-benda peninggalan sejarah. Tokoh Raden Dewi Sartika juga terpampang di ruangan tersebut, lengkap dengan cerita, foto dan bahkan benda peninggalannya seperti salah satunya mesin jahit. Diruangan ini pun, dipamerkan berbagai senjata peninggala penjajah dan pejuang Jawa Barat.

Tinggalkan Balasan