Sayangnya, langkah itu malah membuat SM kembali mendapatkan pelecehan seksual oleh pelaku yang diduga masih sama.
Setelah dua tahun berselang dan mengalami lagi pelecehan dan persetubuhan dialami membuat SM hamil anak kedua.
Namun kali ini, pelaku berhasil dipergok warga yang sudah menaruh kecurigaan terhadap tetangganya yang kerap mendatangi SM ke tempat pemasungannya.
“SM dua kali hamil dan punya anak selama dipasung. Tapi ada beberapa yang meniduri SM. Kalau wajahnya ingat. Yang satu sudah ditangkap dan dipenjara,” ungkapnya.
Saat ini, anak SM diurus oleh kakaknya. Kedua anaknya kini sudah besar dan duduk di bangku sekolah dasar. “Diurus kakak, sambil saya pengobatan di sini,” ucapnya.
Ketua Yayasan Rumah Pulih Jiwa Rukman Syamsudin, mengatakan SM menjadi salah satu contoh potret kondisi ODGJ di Cianjur. Bukan hanya kekerasan seksual, ODGJ Cianjur juga kerap mendapat bullying hingga kekerasan fisik yang membuat kondisi mereka lebih parah.
“Sedih ketika mendengar cerita setiap ODGJ yang kami bebaskan serta rehabilitasi hingga sembuh. Meski secara kejiwaan mereka sakit, tapi mereka juga masih manusia yang tidak layak diperlakukan seperti itu. Mereka harus dilindungi dari kekerasan fisik hingga seksual,” ucapnya.
Dia mendesak Pemkab ataupun pemerintah di tingkat provinsi dan pusat bisa serius dalam menangani ODGJ.
“Jangan hanya mencanangkan program seperti bebas pasung yang beberapa tahun terakhir digemborkan. Pada akhirnya program itu tidak maksimal. Kami minta mulai dari sekarang serius untuk memperhatikan ODGJ,” ungkapnya.(job3/sri)