Emil Sempurnakan Alat PCR Bantuan untuk Bogor

BOGOR – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil alias Emil akan menyempurnakan bantuan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) portable untuk Pemkab Bogor dengan menambahkan cairan pendeteksi virus bernama reagen.

“Ada kurang reagennya, kurang printilan alat-alatnya itu akan kita lengkapi, itu alasan kenapa saya ke sini,” ungkapnya usai meninjau penanganan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Kabupaten Bogor dilansir dari antaranews.com, Rabu (7/10).

Pasalnya, alat PCR yang diserahkan Pemprov Jabar pada Pemkab Bogor sejak akhir Agustus 2020 itu hingga sekarang belum dapat difungsikan untuk memeriksa spesimen hasil tes usap.

“Kita lengkapi, saya perintahkan kadis (kepala dinas) saya untuk menghitung kebutuhan,” kata Emil.

Mantan Wali Kota Bandung itu berjanji akan mulai mendistribusikan reagen untuk pemeriksaan spesimen hasil tes usap mulai esok hari. Sehingga, tidak lagi terjadi penumpukan spesimen akibat minimnya alat PCR yang digunakan.

Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin mengaku sempat kesal kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor lantaran menumpuknya 1.000 spesimen hasil tes usap di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Bogor.

“Akhir September masih ada 1.000 spesimen belum dilakukan uji laboratorium karena menunggu antrean,” bebernya.

Pasalnya, dari enam unit alat PCR milik Kabupaten Bogor, hanya dua yang kini bisa difungsikan yakni alat PCR di RSUD Cibinong dan di RSUD Ciawi, sedangkan empat lainnya belum dapat difungsikan, salah satunya PCR portable bantuan dari Pemprov Jabar.

Berdasarkan laporan yang ia terima, Dinkes Kabupaten Bogor mampu melakukan 300 kali sampai 400 kali per hari melakukan pengambilan spesimen melalui tes usap. Tapi, kemampuan pengujiannya menggunakan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) baru 200 spesimen per hari.

Menurut Ade Yasin, hingga kini Dinkes Kabupaten Bogor tercatat baru malakukan tes PCR terhadap 21.986 spesimen selama pamdemi. Angka tersebut masih jauh dari yang ditargetkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yakni 1 persen dari jumlah penduduk atau 60 ribu tes PCR. (bbs/tur)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan