DAYEUHKOLOT – Calon Wakil Bupati Usman Sayogi menginginkan, keberadaan Pedagang Kaki Lima yang ada di Kabupaten Bandung akan dilakukan pembinaan dalam wirausaha. Sebab, PKL secara tidak langsung adalah penggerak perekonomian di daerah.
Dia mengatakan, para PKL harus diberikan fasilitas. Baik tempat dan akses permodalan. Dengan begitu, keberadaan PKL akan semakin berkembang dan kesejahteraanya pun meningkat.
Usman membantah isu tak sedap terkait pencalonannya akan berimbas kepada para Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kabupaten Bandung. Terlebih, Usman adalan mantan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP).
Dia berjanji, jika nanti jadi Waki Bupati mendampingi Nia Kurnia, tidak akan Usman pun berjanji tidak akan melakukan penggusuran kepada PKL.
Namun, untuk agar tata kota tetap terjaga diperlukan pengaturan dengan cara dialog dan pendekatan secara persuasif.
“Saya yakin para PKL pasti menjaga keamanan dan ketertiban. Jadi tidak aka nada penggusuran. Tentunya sudah paham untuk tidak mengganggu kepentingan publik,’’kata Usman ketika melakukan sosialisasi kesejumlah PKL di kawasan jalan Dayeuhkolot, (6/10).
Usman mengatakan, pihaknya akan selalu mendengar setiap aspirasi yang disampaikan para PKL. Sehingga, untuk setiap permasalahan akan ada solusinya.
Untuk memastikan itu, Usman, bertemu langsung dengan para PKL untuk berdiskusi mengenai keinginan para pedagang kecil itu.
’’Atas berbagai masukan para PKL dia berjanji akan memperjuangkan kesejahteraan para PKL di Kabupaten Bandung dengan memberikan fasilitas tempat dan permodalannya,’’ucap Usman.
” Para PKL di Kabupaten Bandung harus bisa naik kelas. Dengan modal yang kuat kan bisa punya toko sendiri. Jangan sampai menjadi PKL terus menerus. Jadi jika ada masyarakat susah bisa juga menjadi PKL, setelah PKL sebelumnya sudah naik kelas. Saya akan dorong seperti itu,” tambah Usman lagi.
Sementara itu, salah seorang PKL Dayeuhkolot, Acep Kurnia ketika berdialog dengan Usma Sayogi mengutarakan tiga keinginannya.
Acenmg mengaku, semasa menjabat sebagai Kastpol PP memang ada beberapa tindakan penertiban. Tapi penertiban itu dilakukan semata-mata untuk penataan.
’’Kami rasakan, setelah ditata justru lebih baik,” kata Acep Kurnia.