Tapi kenapa Trump sampai diberi obat uji coba? Begitu tergesa-gesa pula?
Lalu kenapa diterbangkan dengan helikopter ke rumah sakit Walter Reed National Military Medical Center? Yakni rumah sakit militer di negara bagian Maryland, yang hanya sepelemparan batu dari Washington DC?
Alasan resminya: itu untuk kehati-hatian. Tapi di RS itu Trump direncanakan dirawat beberapa hari. Sambil tetap kerja di ruang kepresidenan di rumah sakit itu.
Sabtu pagi –sehari setelah Trump di rumah sakit– memang sempat muncul keterangan Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows yang menimbulkan banyak tafsir.
“Kita belum berada di tahap yang jelas menuju sembuh sepenuhnya,” ujar Meadows ketika dicegat wartawan yang memenuhi depan rumah sakit.
Trump marah dengan keterangan seperti itu. Ia minta pengacaranya, Rudy Giuliani, mantan wali kota New York, untuk membuat video di rumah sakit. Yang video itu menjelaskan bahwa Trump sudah membaik dan siap tampil lagi.
Media memang tidak puas dengan tingkat keterbukaan informasi di Gedung Putih. Misalnya soal apakah Trump sudah mendapat bantuan oksigen. Berapa suhu badannya.
Bahkan berita bahwa Trump terkena Covid-19 bukan Gedung Putih yang pertama membukanya. Melainkan kantor berita Bloomberg.
Media di Amerika pun sulit mencari komentar soal obat baru itu. Statusnya yang masih belum diproduksi secara komersial membuat banyak rahasia masih disembunyikan. Yang jelas obat itu berupa ramuan beberapa obat.
Ini mirip dengan teknik yang ditempuh oleh Dr. dr. Purwati, ahli stem cell dari Universitas Airlangga. Yang bekerja sama dengan TNI-AD dan BIN itu. Yang menghebohkan itu.
Yang jelas Sean Conley, dokter kepresidenan Trump, sudah menjelaskan bahwa dosis yang diberikan adalah 8 mg. Di samping itu, dokter juga memberikan obat pendukung: zinc, vitamin D, aspirin, melatonin, dan obat heartburn untuk membantu melawan Covid-19.
Bahkan Jumat malam, beberapa jam setelah diberi obat baru itu, dokter masih memberikan obat yang biasa diberikan untuk penderita kelas menengah –bukan kelas ringan. Yakni obat remdesivir produksi Gilead Sciences. Obat ini statusnya juga uji klinis.