Dia menegaskan, hasil riset yang dilakukannya bersama Endra Gunawan dan Sri Widiyantoro harus diluruskan mengenai tujuannya untuk memberikan informasi mengenai potensi gempa yang mungkin terjadi di Selatan Jawa. “Bukan prediksi atau estimasi kapan terjadinya gempa dan tsunami tersebut yang bisa menggiring opini bahwa seakan-akan dengan keluarnya kajian ini, gempa dan tsunami juga akan segera terjadi di Selatan Jawa. Bukan demikian,” tutur Abdul menegaskan.
Hasil riset ITB yang mengatakan adanya potensi tsunami di pantai selatan Jawa Barat dan Jawa Timur mendapat tanggapan dari sejumlah nelayan di pesisir Pantai Cikembang, Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Mereka mengaku tidak panik dan lebih mengedepankan kewaspadaan.
Hal itu diungkapkan Ketua Rukun Nelayan Cikembang Eman Sulaeman. Menurutnya, tidak ada kepanikan begitu kabar soal tsunami itu ramai diberitakan sejumlah media.
“Alhamdulillah sampai saat ini masyarakat nelayan Pantai Cikembang ini selalu waspada dan tidak panik. Apalagi sampai ada yang mengungsi setelah mendengar berita tersebut itu,” kata Eman.
Eman mengaku sudah mendengar soal tsunami dengan gelombang setinggi 20 meter. Sebagai ketua rukun nelayan ia hanya meminta nelayan tidak panik soal informasi itu
“Soal hasil riset tsunami itu, kami sudah dengar. Dan masyarakat di sini juga sudah mengetahui, kalau panik tidak, tapi lebih ke arah waspada saja. Ini juga jadi perhatian kami dimana ketika ada tanda seperti gempa untuk melakukan evakuasi lebih cepat,” pungkasnya. (bbs/drx)