Diakuinya, defisit anggaran sampai Rp 1 triliun menjadi yang terbesar. Selama ini besaran defisit selalu pada kisaran Rp 250 miliar sampai Rp 350 miliar.
“Defisit terjadi karena proyeksi belanjanya terlalu tinggi (banyak program) dan potensi pendapatan yang berkurang. Ini bisa jadi dampak dari pandemi Covid-19,” ujar Iwan.
Oleh karena itu, lanjut Iwan, harus benar-benar menyeleksi setiap program prioritas yang diutamakan sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). (mg6/yan)