Karena, menurut Kang Emil, kedamaian, pemahaman dan pengertian bisa didapat buah dari rajin berkomunikasi. “Kan kalau mau menguasai Alqur’an dan Hadis, mesti belajar bahasa Arab. Jika ingin menguasai dunia, ya kuasai bahasa pergaulan yaitu bahasa Inggris,” tuturnya.
Ada juga program satu pesantren satu produk. Sebanyak 1.200 pesantren diberi modal oleh Pemprov Jabar. Sekarang ada pesantren punya pabrik roti, pabrik sabun, sehingga bisa menghidupi warga pondok.
Tidak ketinggalan program Magrib mengaji sampai Isya. Bertujuan agar anak-anak tidak main hape terus. Lalu, ada Subuh berjamaah di masjid – yang di masa Covid ini terbatas masjid tertentu. Kemudian bantuan Kredit Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera), tanpa bunga dan agunan, sesuai syariat Islam.
“Syaratnya cuma rajin ke masjid. Kalau minta satu juta, wajib hafal satu juz Alqur’an. Kalo pinjam Rp30 juta, harus hafal dulu 30 juz,” ucap gubernur.
Kang Emil menuturkan semua program yang diupayakan, merupakan terjemahan terhadap nasihat sang ibu. Bagaimana Jabar dimaksimalkan dakwah Islamnya, melalui kekuasaan yang ada saat ini.
“Saya menyadari dan mengingatkan, jadi gubernur itu ibadah. Ini kekuasaan yang sementara. Kalau jadi gubernur lagi, saya akan berusaha istikomah. Kalau tidak jadi gubernur lagi, Insyaallah tetap semangat menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya,” pesan Kang Emil. (*)