GARUT – Ratusan awak angkutan perkotaan di Kabupaten Garut melakukan aksi mogok dan mendatangi kantor DPC Organda Kabupaten Garut, Selasa (22/9). Aksi tersebut dilakukan karena para awak angkutan itu merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah selama pandemi Covid-19.
Ketua DPC Organda Kabupaten Garut, Yudi Nurcahyadi menyebut bahwa ratusan awak angkutan yang melakukan aksi hari ini adalah awak angkutan perkotaan jurusan Cempaka-Terminal Guntur. ”Memang mereka yang sejak Sabtu kemarin terdampak langsung karena jalur yang mereka lewati diisolasi oleh pemerintah Kabupaten Garut,” sebutnya.
Kondisi tersebut pun kemudian menjadikan mereka terdampak karena penghasilannya turun drastis. Namun di sisi lain, kata Yudi, Pemerintah Kabupaten Garut tidak memberikan perhatian kepada para awak angkutan padahal mereka juga terdampak langsung.
”Mereka mengadu ke kita dan berharap agar para awak angkutan ini juga mendapatkan subsidi untuk bahan bakar dan sembako untuk keluarganya di rumah. Selain itu juga ada permintaan agar pemerintah memberikan perlindungan kesehatan kepada para awak angkutan itu,” katanya.
Pihaknya, ungkap Yudi, sebetulnya sudah meminta masker dan hand sanitizer kepada Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Kesehatan. Namun permintaan tersebut hingga saat ini belum dipenuhi. Pihaknya pun memberikan waktu hingga Kamis (24/9) agar permintaan tersebut dipenuhi.
”Kalau tidak dipenuhi juga, Jumat (25/9) kita akan melakukan aksi besar-besaran. Diizinkan atau tidak, kita akan menggelar aksi, ini urusannya tentang perut dan keselamatan jiwa,” ungkapnya.
Apa yang diminta, menurutnya sudah seharusnya diberikan oleh pemerintah. Apalagi selama ini, para awak angkutan selama pandemi Covid-19 tidak pernah mendapatkan bantuan sama sekali dari Pemerintah Kabupaten Garut.
”Kita minta untuk keamanan bersama. Awak angkutan ini setiap hari berinteraksi dengan banyak orang, tanpa perlindungan sama sekali dari pemerintah. Padahal anggaran penanganan Covid-19 di Garut ini sangat besar, tapi awak angkutan tidak pernah mendapatkan bantuan” ucapnya.
Yudi menjelaskan bahwa sebetulnya ada kekhawatiran muncul klaster baru dalam penyebaran Covid-19 dari angkutan umum. Hingga saat ini sendiri, awak angkutan di Kabupaten Garut belum pernah sekalipun menjalani tes usap.