Rachmat juga mengimbau kepada para alim ulama, untuk tidak sungkan meminta pengamanan dari pihak kepolisian saat menyampaikan dakwahnya. Hal itu untuk memberikan keamanan agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
“Para alim ulama harus hati-hati dan kalau perlu meminta bantuan (pengamanan) kepada pihak kepolisian setempat,” ujarnya.
Rachmat juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh berita-berita yang beredar di media sosial yang sumbernya tidak jelas dan bernada mengadu domba antara umat Islam dan pemerintah. “Masyarakat harus hati-hati dan jangan mudah terprovokasi oleh berita, terutama di media sosial,” imbuh Rachmat.
Dirinya pun mengapresiasi langkah cepat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang sudah berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah (Polda) Jabar untuk melakukan pendampingan dan penerapan protokol keamanan kepada para alim ulama dalam menyampaikan dakwahnya demi keamanan dan kelancaran syiar Islam di Jabar.
Sebelumnya, AA,22, pemuda yang menusuk Syekh Ali Jaber sudah ditetapkan polisi sebagai tersangka. Beberapa hari lalu, AA menusuk Syekh Ali Jaber saat mengisi pengajian di acara Wisuda Tahfidz Al-Qur’an Masjid Falahudin, Lampung.
Syekh Ali Jaber langsung dibawa ke rumah sakit ketika mendapat luka robek di lengan.
Ia pun dalam kondisi sadar ketika dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan.
Warga pun langsung mengamankan pelaku penusukan.
Menurut informasi yang beredar, pelaku disebut mengalami gangguan jiwa.
Namun, kini beberapa bukti yang muncul memperkuat bahwa pelaku sehat dan tak gangguan jiwa. (mg1/bbs/drx)
JALIN SILATURAHMI: Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi saat mengunjungi kantor PWNU Jabar beberapa waktu lalu dalam membangun komunikasi bersama ulama.