BANDUNG –Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang memiliki sepuluh kursi terpaksa menjadi penonton dalam ajang Pilkada tanpa menyetorkan kader unggulan. Hal itu diketahui setelah PKS resmi memberikan dukungan kepada pasangan calon (paslon) Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan yang diusung oleh Nasdem, PKB dan Demokrat.
Pengamat Politik dan Ilmu Pemerintahan Universitas Parahyangan (Unpar), Prof Asep Warlan Yusuf, menyoroti langkah dan keputusan PKS yang hanya menjadi penonton dan pendukung di Pilkada.
Padahal, ujar dia, PKS mempunyai kader terbaik, Gun Gun Gunawan yang saat ini tengah menjabat wakil bupati. Ditambah, PKS mempunyai power dari 10 kader yang duduk di anggota DPRD Kabupaten Bandung.
“Sungguh merupakan suatu kegagalan kaderisasi PKS di Kabupaten Bandung. Mengapa saya sebut kegagalan? Karena jika menguasai legislatif dan eksekutif. Itu baru sukses. Kalau legislatif saja belum sukses,” kata Prof Asep saat dihubungi, Senin (7/9).
Padahal, kata dia, untuk menguasi eksekutif dan legislatif itu sudah di depan mata. Karena yang mengonsep dan merancang program itu di DPRD dan dijalankan oleh eksekutif. Sehingga dua hal bisa diperoleh. Perda-perda dibuat oleh DPRD dan langkahnya oleh bupati.
Jika dua-duanya itu bisa lebih bagus. Jadi itu saya sebut kegagalan karena PKS tidak membangun pengisian jabatan publik. Selama ini kan Gun Gun wakil kepala daerah. Jadi hemat saya ya itu resiko yang harus dipikul oleh pimpinan PKS yang harusnya mengevaluasi kenapa ini terjadi,” imbuhnya.
Dirinya juga menyayangkan peluang terbesar untuk menduduki strategis dalam mengisi jabatan publik itu dilepas. “Padahal pak Gun Gun itu wakil, hemat saya punya power besar untuk menjadi kepala daerah ditambah suara dukungan dari dewan,” paparnya. (mg1/yan)