Move On Tropik

Sekarang ini lagi musim kampanye pilpres lagi. Trump masih ”jualan” anti-Tiongkok, tapi juga lagi sibuk jualan isu kerusuhan di dalam negeri.

Tiongkok ternyata benar-benar selalu membalas apa pun hukuman yang dijatuhkan oleh Amerika.

Huawei pun tidak bisa distop. Huawei secara resmi sudah nomor satu di dunia. Tiga bulan lalu Huawei sudah menggeser Samsung dari puncak klasemen.

Padahal kurang apa siksaan yang diberikan kepada Huawei.

Tiongkok memang seperti tidak terhentikan. Untuk menjadi kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Menggeser posisi Amerika. Sepuluh tahun lagi: 2030 atau 2032. Itulah kesepakatan banyak ahli sekarang ini.

Tiongkok kini sudah bisa dibilang hidup normal lagi. Industrinya sudah full speed lagi. Justru ketika negara pun seperti Amerika masih bergelut dengan Covid-19.

Angka penularan Covid-19 di Tiongkok hampir selalu di bawah 10 orang per hari. Itu bisa dianggap nyaris tidak ada artinya untuk negara penduduk 1,3 miliar manusia. Apalagi, angka kematiannya juga hampir selalu 0.

Bagaimana Indonesia?

Kenyataan itu mau tidak mau harus diterima. Agar pikiran kita bisa lebih fokus untuk memikirkan ”what next”.

Move On!

Lima tahun lagi kita harus sudah bisa ekspor besar-besaran ke Tiongkok. Agar kita tidak terus hanya bisa impor dari sana.

Kenapa lima tahun lagi?

Itu karena kita harus mengolah tanah, bercocok tanam, menyiapkan fasilitas antibakteri/virus, mendidik tenaga-tenaga terampil, dan menetapkan fokus baru: pertanian produk tropik. Terutama buah tropik.

Rasanya saya sudah hampir bosan menulis soal buah tropik ini. Tapi selalu semangat lagi kalau ingat bahwa kita harus ”move on” ketika memikirkan Tiongkok. (Dahlan Iskan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan