”Benarkah yang main wushu itu pernah menjalani transplan hati?” tanya saya kepada petugas rumah sakit yang duduk dekat saya. Saya seperti tidak percaya mantan pasien transplan bisa main wushu seseru itu.
”Ia menjalani transplan lima tahun lalu,” ujar petugas rumah sakit tersebut.
Saya pun menjadi lebih optimistis lagi. Memang tidak akan bisa sampai main wushu sekelas itu. Tapi minimal bisa beraktivitas normal.
Orang yang duduk di sebelah saya juga kelihatan normal. ”Saya sudah 9 tahun,” ujar orang Korea yang duduk di dekat saya itu.
Dorongan optimisme di acara reuni itulah yang membuat saya juga merasa menjadi orang ”normal”. Tidak disangka setahun setelah reuni itu saya sendiri justru menjadi sesuatu di Jakarta.
Bulan lalu adalah tahun ke-14 saya menjalani hidup baru. Memang saya belum bisa sampai main wushu, itu karena saya memang tidak bisa.
Tentu banyak juga dokter yang harus dimarahi seperti itu. Di sini dan di mana pun. Yakni, mereka yang berhenti menjadi ilmuwan. Berhenti berpikir. Berhenti melakukan penelitian.
Tapi, pasti lebih banyak lagi dokter yang terus berpikir mengatasi persoalan penyakit pasien mereka.
Semua dokter seharusnya bisa tetap jadi ilmuwan. Dan itu didukung oleh status dokter sebagai profesi. Bukan sebagai pekerja. Ketika melakukan aktivitas, seorang dokter itu disebut berprofesi. Bukan bekerja.
Sebuah pekerjaan baru bisa disebut profesi kalau –salah satu syarat pentingnya– memiliki otonomi untuk melakukan atau tidak melakukan.
Definisi itulah yang membuat dokter semestinya tidak pernah berhenti sebagai ilmuwan. Ia/dia memiliki otonomi itu.
Dokter berbeda dengan kita-kita yang bekerja hanya sesuai dengan SOP.
Maka, beruntunglah orang yang baru akan terkena Covid-19 tahun depan. Nasibnya akan sangat berbeda dengan yang sudah terkena Covid-19 enam bulan yang lalu.
Mestinya.
Waktu itu semua dokter gagap. Ini penyakit yang belum pernah ada. Tapi, keilmuwanan dokter membuat mereka terus belajar. Berpikir. Mencoba. Tentu ada yang gagal. Tapi, pasti ada yang berhasil. Atau setengah berhasil.
Saya akan minta seorang dokter untuk menulis. Terkait soal pengobatan Covid-19 ini. Kalau ada. Apa saja yang enam bulan lalu dilakukan dan apa saja yang hal itu tidak ia/dia lakukan lagi.