JL IMUN SULAEMAN – Dinas Komunikasi , Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Kabupaten Cianjur mengungkapkan terdapat sekitar 40 desa dan 134 daerah yang tidak terjangkau atau tercover sinyal komunikasi.
“Desa-desa yang menurut catatan 2017 masih ada sekitar 40-an desa yang blank spot tidak ada sinyal, kemudian ada 134 daerah yang blank spot sama sekali tidak menerima sinyal,” kata Kadiskominfosantik Kabupaten Cianjur, Teddy Artiawan kepada Cianjur Ekspres, kemarin (13/8).
Menurut Teddy, pihaknya berupaya dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) meminta bantuan untuk memasangkan jaringan fiber optik ke desa-desa yang blank spot, tujuannya digitalisasi desa agar terpasang internet.
“Kami sounding dengan pihak perusahaan, vendor mereka keberatannya karena perusahaan harus Break Even Point (BEP). Ketika dia memodal masang
tower dengan angka sekian miliar, ada tidak penggunanya dengan masyarakat yang sedikit disana, itu keberatannya mereka disana,” ucapnya.
Solusinya, jelas Teddy, jika tidak dari pemerintah pusat dan daerah sebetulnya sekarang Dana Desa (DD) diperbolehkan oleh Kementerian Desa digunakan untuk perangkat Teknologi Informasi (IT) ataupun kuota internetnya.
“Cuma kan permasalahannya sekarang biaya itu cukup tinggi, kalau untuk memasang BTS tower itu sampai ratusan juta dan desa juga berpikir dua kali. Tapi kalau puluhan juta saya dengar desa-desa sudah menyiapkan untuk pembelian BTS,” tandasnya.
Bahkan ada solusi lainnya menggunakan V-sat atau internet satelit, menurut Teddy cukup mahal biayanya. “Kalau tidak salah satu bulan Rp3 juta untuk kuotanya saja dan kendalanya kalau cuacanya kurang bagus juga sinyalnya kurang bagus. Cukup tinggi kendalanya,” pungkasnya.(hyt/sri)