“Kota di mana institusi pendidikan terbaik di negara Kanguru berada Melbourne University, RMIT, Monash, Swinburne, Deakin adalah beberapa institusi pendidikan terbaik di Australia,” ujar Reiza.
“Dan semua ini mengakibatkan booming industri properti di kota itu namun dengan harga per meter persegi yang lebih rendah dibandingkan Sydney sebagai kota terbesar di Australia. Oleh sebab itulah kenapa Melbourne lebih popular bagi masyarakat Indonesia terutama mereka yang merupakan first time buyers/investors tutup pria jebolan Monash University yang sudah berkecimpung di dunia property Australia selama lebih dari satu dasawarsa,” tuturnya.
Sementara itu, menurut Principal & Partner SGS Economic Planning, Terry Rawnsley, pada tahun 2018 -2019 kontribusi Melbourne terhadap pertumbuhan ekonomi Australia mencapai 39,8 persen. Jumlah itu merupakan kontribusi terbesar dari seluruh wilayah Australia. Sementara GDP Melbourne pada periode yang sama mencapai Rp 3,690 triliun.
“Meskipun terjadi penutupan sektor manufaktur, kami mencermati bahwa pertumbuhan GDP Melbourne selama empat tahun terakhir adalah yang terkuat dalam kurun waktu 15 20 tahun,” ungkap Rawnsley.
“Ini semua karena terjadi perubahan ekonomi yang substansial dari industri manufaktur ke jasa keuangan, professional, konstruksi dan layanan kesehatan yang saat ini menjadi kontribusi terbesar perekonomian Melbourne. Dengan kondisi ini Melbourne jelas menempel ketat Sydney sebagai lokomotif ekonomi Australia,” sambung Rawnsley sambil menambahkan, untuk informasi lebih lanjut, pembaca bisa mengunjungi www.crowngroup.com.au/melbourne. (rls)