Gubernur Jabar di Interupsi Dewan agar Terbuka untuk Penanganan Covid-19

BANDUNG – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat (Jabar), Rafael Situmorang mengajukan interupsi saat usai pembacaan pandangan fraksi-fraksi terhadap P2APBD TA 2019 pada rapat Paripurna.

“Interupsi pimpinan, saya Rafael Sitomurang anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi PDIP. Saya pikir, Gubernur Jawa Barat (Ridwan Kamil) harus menjelaskan langkah-langkahnya selama ini. Apa yang sudah dilakukan dalam menangani Covid-19, sampai saat ini belum jelas,” ucap Rafael saat sidang paripurna kemarin, di Bandung, Senin (20/7).

Politis PDIP itu mendesak meminta penjelasan langsung kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil perihal langkahnya dalam penangan COVID-19 di Jabar.

Sebab, kata dia, kalau melihat perkembangan kasus Covid-19 di Jabar tidak menunjukkan konsistensi penurunan. Belum lagi permasalahan bantuan sosial di lapangan yang masih saja banyak ditemukan masalah.

“Kami melihat perkembangan kasus Covid-19 masih belum menurun tentu ini harus menjadi perhaian kita semua, dan kita melihat hasil yang belum jelas dari apa yang sudah dilakukan Pemprov,” katanya.

Tak hanya itu, mantan aktivis 98 itu mendesak Gubernur untuk memaparkan secara jumlah penerima bantuan sosial provinsi yang terus berkurang disetiap tahap pendistribusiannya.

“Padahal Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat telah mengalokasikan anggaran untuk bantuan sosial cukup besar. Anggaran untuk penanganan Covid-19 di Jabar cukup besar . Saya imbau agar Pemprov serius menangani Covid-19,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyatakan, kewaspadaan Jabar dalam menanggulangi COVID-19 tak akan berkurang sampai vaksin atau obat COVID-19 ditemukan.

Menuruynya, bentuk kewaspadaan Jabar terlihat dari konsistensi tes masif. Berdasarkan data PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar) pada Senin (20/7/20) malam WIB, swab test yang telah dilakukan sebanyak 105.184 sampel. Sementara rapid test sebanyak 223.976 sampel. Total tes masif di Jabar mencapai 329.160 sampel.

“Sampai vaksin ditemukan kami tidak akan mengurangi kewaspadaan, kuncinya adalah pengetesan sebanyak-banyaknya dan semasif-masifnya,” kata Emil.

“Jadi, kalau dari sisi epidemiologi, kita (Jabar) masuk kategori terkendali. Dari sisi ekonomi juga sudah mulai bergerak,” imbuhnya.

Emil mengatakan, pihaknya intens dan konsisten memperbaiki distribusi bantuan sosial (bansos) provinsi. Menurut ia, masukan dari masyarakat maupun anggota DPRD selalu menjadi pertimbangan pihaknya dalam menyempurnakan pendistribusian, termasuk pendataan penerima bansos provinsi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan