CIMAHI – Gigitan nyamuk aedes aegypti kembali merenggut nyawa warga Kota Cimahi. Satu anak berusia 7 tahun itu meninggal setelah terkena Demam Berdarah Dangue (DBD) Juni lalu. Dengan penambahan itu, kasus kematian akibat sengatan nyamuk aedes aegypti menjadi dua orang.
”Kasus kematian akibat DBD ada dua di dua kelurahan. Anak berusia tujuh dan delapan tahun,” terang Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Romi Abdurahkman, melalui staffnya Eka Febriana disela-sela fogging, Rabu (8/7).
[ihc-hide-content ihc_mb_type=”show” ihc_mb_who=”3,4″ ihc_mb_template=”1″ ]
Jumlah kasus DBD pun kembali meningkat berdasarkan data yang terhimpun hingga Juni. Tercatat sudah ada 263 warga Kota Cimahi yang terpapar virus dangue akibat gigitan nyamuk.
Rinciannya, Januari ada 55 kasus, Februari ada 59 kasus, Maret ada 42 kasus, April ada 40 kasus dan Mei 18 kasus dan Juni 49 orang.
”Mengingat masa penularan sih mestinya udah di curva turun,” ucapnya.
Untuk mengantisipasi DBD, kali ini pihaknya melakukan fogging di RW 02 Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara. Pelaksanaan fogging akan disesuaikan dengan anjuran terkini seputar pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19). Seperti menggunakan masker dan physical serta social distancing.
”Kalau memang membutuhkan dan dirasa perlu (baru fogging) dilaksanakan dengan mengutamakan tidak ada kerumunan. Jika ada indikasi perluasan kasus kita lakukan fogging di tempat-tempat yang terindikasi ada kasus untuk memberantas nyamuk DBD,” jelasnya.
Pihaknya juga meminta masyarakat tetap waspada. Sebab DBD sukar untuk diprediksi. Apalagi, kata dia, Kota Cimahi merupakan daerah endemis DBD. Artinya selalu ada temuan setiap tahunnya.
”Jadi memang Cimahi ini setiap tahunnya selalu ada kasus DBD. Jadi kita endemis,” terangnya.
Untuk mengatisipasi penyebaran DBD, masyarakat tetap harus menjalankan Gerakan satu Rumah satu Jumantik, yang bertugas untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumahnya masing-masing.
”Bukan cuma rumah, tapi juga di halaman sekitar rumah. Soalnya saat ini kalau bukan kita sendiri (melakukan PSN), enggak akan ada yang meriksa. Jadi periksa jentik di rumah sendiri,” pintanya.