JAKARTA – Pada rapat kerja bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah mengingatkan kepada Kemenparekraf agar menjaga komunikasi dan koordinasi antar kementerian.
Hal ini dilakukan untuk menghindari tumpang tindih program yang berujung pada penghamburan anggaran negara sehingga tidak efektif.
Dia mencontohkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu memiliki rencana program terkait penyelenggaraan event. Sementara pada Direktorat Jenderal Kebudayaan di Kemendikbud juga tercantum anggaran khusus terkait event kebudayaan.
“Jadi tolong dipastikan lewat komunikasi dan koordinasi antar lembaga, atau kementerian itu,”katanya dalam keterangan yang disampaikan kepada redaksi Jabar Ekspres, (23/6).
Ledia menilai, jika diamati dan dipelajari ada beberapa event yang diusukan Kemendikbud ternyata tidak nyambung dengan program-program yang direncanakan oleh Kemenparekraf.
Sehingga, kata dia, jika masing-masing Kementerian bikin rencana sendiri maka, akan mubazir dalam penggunaan anggarannya.
“program-program yang serupa atau beririsan akibatnya jelas mubazir, buang buang anggaran negara,” tegas polikus PKS itu.
Ledia mencontohkan, di masa pandemi Covid-19, para siswa telah menjalankan sistem belajar jarak jauh, Kemendikbud pun membuat kerjasama dengan TVRI untuk menyajikan tayangan penunjang pendidikan.
Akan tetapi, Kemendikbud justru menggandeng Netflix, perusahaan bisnis penyedia content dari luar negeri untuk menjadi salah satu penyedia pogram tayangan.
Disatu sisi, Kemenkraf banyak menaungi perusahaan yang bisa memproduksi konten-konten pendidikan.
“Jadi semua pelaku ekonomi kreatif sebenarnya berada di bawah domain Kemenparekraf bahkan ada direktorat khusus yang membidangi Industri Kreatif Film, Televisi dan Animasi. Jadi mengapa enggak kerjasama antar lembaga saja?,”tanya Ledia.
Dia berpendapati, jika kerjasama antar lembaga ini dapat dilakukan
Dampak positifnya akan dirasakan oleh para pelaku ekonomi kreatif dalam negeri juga bagi masyarakat secara umum.
“Saya sangat yakin para pelaku ekonomi kreatif kita pasti bisa memproduksi film-film edukasi penunjang pendidikan yang bermutu, dan kreatif asalkan pemerintah ikut berpihak,” pungkas Ledia. (yan)