Itu sekaligus ejekan dari sang wali kota untuk presidennya. Trump memang diberitakan mengungsi ke bunker –persembunyian di bawah Gedung Putih– ketika demo besar mulai mendekati rumah presiden awal Juni lalu.
Trump sendiri berdalih itu bukan untuk mengungsi. Apalagi takut. Kepergiannya ke bawah tanah itu untuk inspeksi.
Mungkin Trump beranggapan deklarasi wilayah CHAZ itu bagian dari protes pada kepresidenannya. Trump memang sangat sensi belakangan ini. Atau sejak dulu.
Jangan-jangan Trump juga tidak tahu bahwa di Amerika Unincorporated Community seperti itu diperbolehkan.
”Sensi didemo” itu wajar. Demo anti rasialis itu terjadi di mana-mana. Termasuk di Seattle. Akibat terbunuhnya George Floyd di Minneapolis itu.
Itulah gelombang demo terbesar sejak tahun 1960. Terjadi di zaman Trump.
Lewat CHAZ itu masyarakat Amerika terus memberi pelajaran berharga ke dunia. Termasuk dalam hal berdemokrasi. Justru sikap Presiden Trump yang dikecam sangat luas: itulah cermin sikap seorang diktator. (Dahlan Iskan)