BANDUNG – Untuk melacak penyebaran Covid-19 di Kota Bandung Dinas Kesehatan, akan mengetes secara agresif di tiga kelompok yang berisiko tinggi, yaitu kelompok tenaga kesehatan, kelompok pedagang pasar, dan kelompok ojek.
Hal ini dilakukan setelah beberapa kasus positif di ketiga kelompok tersebut.
Kepala Dinkes Kota Bandung Rita Verita mengatakan, dinkes Kota Bandung telah melakukan pengetesan swab kepada 1046 pegawai di 30 puskesmas. Sebanyak 27 orang di antaranya dinyatakan positif Covid-19.
Mereka terdiri dari tenaga kesehatan dan pegawai lain termasuk Satpam. Mereka terpapar di tempat kerja tapi ada juga yang di lingkungan rumahnya.
’’Kebetulan ada satpam yang tetangganya positif Covid-19, ‘confirmed’,” ungkap Rita ketiak ditemui, Selasa, (9/6).
Selain itu, di pasar tradisional. Sebanyak 4 orang pedagang pasar dinyatakan positif terpapar Covid-19. Hal ini terjadi setelah dilkukan Rapid Tesa tehadap 1044 pedagang di 43 pasar, 45 orang reaktif terhadap rapid test.
’’Ini sudah ditindaklanjuti dengan swab. Hasilnya, 4 orang dinyatakan positif,” lanjut Rita.
Empat orang tersebut terdiri dari satu orang pedagang Pasar Haur Pancuh, satu orang pedagang Pasar Sadang Serang, dan dua orang Pasar Leuwipanjang.
Atas penemuan tersebut, Dinas kesehata sudah berkoordinasi dengan PD Pasar Bermartabat dan langsung menutup di salah satu blok pasar tersebut.
“Saya tanya ke Direktur Pasar, apa sih kegiatan yang mereka lakukan? Begitu pagi-pagi datang ke pasar, dia di jongko itu saja tidak ke mana-mana karena melayani pembeli. Sehingga tentu saja blok itu saja yang ditutup, karena pasar itu luas,” terang Rita.
Pihaknya akan menguji kepada sejumlah pedagang pasar yang diduga berinteraksi intensif dengan pasien positif. Saat ini, para pedagang diminta untuk melakukan karantina mandiri.
Sementara itu, pelacakan terhadap ojek masih berlangsung. Hingga saat ini, Dinkes baru mengetes 3 pangkalan ojek di kawasan Jalan Muhamad Ramdan dan depan Puskesmas Pasundan.
“Baru 3 pangkalan. Dari 45 orang, ada 2 orang yang rapidnya reaktif. Sudah ditindaklanjuti dengan swab dan sedang menunggu hasil,” katanya.
Namun Rita menegaskan, penemuan tersebut bukan berarti ada penambahan klaster. Sebab jumlah kasus tidak signifikan kendati tetap perlu diwaspadai.