BANDUNG – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung, Rosye Arosdiani Apip, mengatakan, tes swab dilakukan kepada mereka yang terindikasi COVID-19 hasil dari rapid test. Selain itu, kata dia, warga berstatus ODP, PDP, dan pemuka agama menjadi atensi Dinkes Kota Bandung dalam tes swab.
“Pelaksanaan swab sudah kali kelima dilaksanakan di Kota Bandung. Jadi, setiap minggu (Sabtu dan Minggu), seluruh hasil tracing teman-teman di puskesmas dilakukan tes swab. Saat hasil rapid test-nya positif, kemudian kita lakukan swab,” kata Rosye di Kota Bandung, Sabtu (9/5).
Pada pelaksanaan tes masif di Kota Bandung, pihaknya mengatakan telah melibatkan 80 Puskesmas untuk melakukan rapid test dan tracing.
Sehingga kata dia, warga yang terindikasi positif COVID-19 dicatat dan diwajibkan untuk ikut tes swab serta orang-orang yang berhubungan dengan mereka yang terindikasi positif COVID-19.
“Oleh kami juga dihubungi karena ada kontaknya. Kita telpon satu-satu dan juga oleh Puskesmas dipantau. Karena kalau puskesmas, kalau enggak datang, bisa ditarik untuk ikut tes,” kata Rosye.
Rosye mengaku, Dinkes Kota Bandung sudah melakukan tes swab kepada 300 orang. Saat ini, Dinkes Kota Bandung mendapatkan sekitar 1.400 alat tes swab dari provinsi yang akan dihabiskan selama PSBB tingkat provinsi berlangsung.
Dengan tes swab yang masif, Rosye berharap peta persebaran COVID-19 di Kota Bandung semakin komprehensif. Sehingga, mata rantai penyebaran COVID-19 dapat diputus.
“Harapannya segera kita bisa banyak melacak temuan kasus sesegera mungkin untuk memutus mata rantai penularan,” paparnya. (mg1/yan)