JAKARTA – Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menjadi satunya-satunya wakil Merah Putih yang berhasil meraih gelar juara All England Open 2020 di Arena Birmingham, Inggris, pertengahan maret lalu.
Sebelumnya di tahun 2019, pasangan ganda campuran andalan Merah Putih itu juga meraih dua gelar level Super 750 yakni, Denmark Open 2019 dan French Open 2019. Meskipun telah berhasil meraih gelar juara di level tersebut, Melati Daeva Oktavianti merasa penampilannya masih kurang stabil. Konsistensi penampilan masih menjadi PR yang harus diperbaiki Melati dan pasangan mainnya, Praveen Jordan.
”Yang pasti dari segi konsistennya, maunya sih kami bisa lebih konsisten di setiap penampilan. Lebih baik dari penampilan sebelumnya yang masih naik turun,” kata Melati seperti dikutip situs resmi PBSI, Selasa (28/04) kemarin.
Sebelum menjadi juara All England 2020, pertengahan Maret lalu, penampilan Praveen/Melati memang sempat menurun. Di Malaysia Masters 2020, mereka terhenti di babak pertama dari wakil tuan rumah yang tak diunggulkan.Sepekan kemudian di kandang sendiri pada ajang Indonesia Masters 2020, Praveen/Melati ditaklukkan Thom Gicquel/Delphine Delrue (Perancis), di babak perempat final.
Oleh sebab itu, Melati mengaku mengambil hal positif dari tertundanya ajang Olimpiade menjadi tahun depan. Ia mengaku akan memanfaatkan penundaaan tersebut memperbaiki konsistensi serta kekurangan-kekurangan yang ada pada permainan mereka.
”Secara pikiran jadi lebih agak longgar, karena sebetulnya sudah disiapkan banget tahun ini untuk ke olimpiade. Tapi dengan adanya kejadian ini (wabah Covid-19), terpaksa olimpiadenya ditunda dan kami manfaatkan waktu yang ada untuk perbaiki apa yang kurang,” tuturnya.
Praveen/Melati sendiri merupakan ganda campurann andalan Indonesia yang duduk di peringkat empat dunia. Ranking itu menjadi satu syarat tembus ke Olimpiade. Dimana, sebelumnya (jika tidak dirubah, red) atlet yang dikirimkan harus masuk ranking 8 besar.
”Persiapan ke olimpiade itu rasanya memang beda, agak susah untuk dijelaskan. Pasti ada rasa tegang, karena harus benar-benar fokus di latihan, pertandingan dan semuanya. Tapi di satu sisi harus merasa enjoy juga,” pungkasnya. (fin/rus)