JAKARTA – Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang digadang-gadang bisa beroperasi 2021 diperkirakan meleset dari target.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui potensi mundurnya proyek ini disebabkan wabah virus Korona Covid-19.
“Kereta cepat Jakarta-Bandung, betul itu perlu di-reschedule, karena kan berhenti juga sekarang. Enggak banyak kegiatan, pastilah tertunda,” katanya dalam konferensi pers, Selasa (14/4).
Sementara itu mengenai overrun cost alias pembengkakan biaya akibat molornya proyek ini, Luhut mengatakan, pemerintah masih menghitungnya.
“Overrun cost-nya kita masih itung berapa akibat dari tertundanya proyek ini begini banyak,” kata Menteri Perhubungan ad interim tersebut.
Tak hanya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang terdampak pandemi Covid-19. Luhut menyebut, pemerintah bahkan belum mulai ‘menyentuh’ proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.“Kalau Jakarta-Surabaya kita belum bicarakan lagi,” katanya.
Sebagai informasi, progres pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta–Bandung sudah mencapai 44 persen. Sedangkan pembebasan lahannya sudah 99,96 persen.
Kereta cepat Jakarta–Bandung akan memiliki jalur sepanjang 142,3 kilometer (km). Ada empat stasiun pemberhentian, yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Walini, dan Stasiun Tegalluar.
Dari jalur tersebut, sepanjang 80 km dibangun layang atau elevated.
Sedangkan sisanya digarap di atas tanah yang di antaranya melalui tunnel atau terowongan menembus bukit.
Dengan keberadaan kereta itu, waktu tempuh Jakarta–Bandung akan lebih cepat. Yaitu sekitar 46 menit, dengan kecepatan kurang lebih 350 km per jam. (jpg)