Bahkan pabrik-pabrik mobil sudah diizinkan bekerja sejak 26 Maret lalu –dua minggu sebelum lockdown dicabut.
Wuhan memang dikenal sebagai ‘Detroit’- nya Tiongkok.
Pabrik-pabrik mobil yang berpusat di Detroit, Amerika Serikat, memiliki pabrik mobil di Wuhan. Misalnya Ford dan General Motors.
Demikian juga pabrik-pabrik mobil dari Prancis: punya pabrik di Wuhan. Misalnya Renault.
Karena itu begitu banyak pula pabrik suku cadang mobil di Wuhan. Sebagian pasokan di seluruh dunia datang dari Wuhan.
“Hubungan Detroit dengan Wuhan sangat kental,” ujar teman saya yang tinggal di Detroit, Michigan, Amerika Serikat.
Wuhan-Michigan (via New York) adalah jalur pertukaran manusia yang sangat besar. Belakangan ditambah: Detroit-Wuhan-Torino (Italia Utara). Yakni setelah pabrik mobil Italia, Fiat, mengakuisisi Chysler – -menjadi FCA (Fiat Chrysler Automobiles). Yang juga punya pabrik mobil di Wuhan.
Teman saya itu menilai besarnya penderita Covid-19 di Detroit (nomor 3 setelah New York dan tetangganya, New Jersey) ada kaitan dengan itu. Demikian juga besarnya penderita Covid-19 di Italia utara.
“Automotive industry connection telah menjadi Covid connection,” katanya.
Tentu, itu hanya salah satu kemungkinan.
Yang jelas ‘pasien zero’ di Amerika diketahui ada di negara bagian Washington. Bukan di Detroit. Yakni warga sebuah kota kecil 50 Km di utara Seattle.
Itu ditemukan tanggal 20 Januari 2020. Yakni ketika ‘pasien zero’ tersebut masuk rumah sakit sehari sebelumnya. Dan ia mengaku baru datang dari Wuhan. Untuk menjenguk keluarga.
‘Pasien kedua’ ditemukan di Chicago. Tanggal 22 Januari 2020. Tidak ada hubungannya dengan ‘pasien zero’.
Yang di Chicago itu juga mengaku baru datang dari Wuhan. Untuk sebuah acara keluarga. Yang di Chicago itu lantas menulari pasien berikutnya: istrinya sendiri.
Jadi Amerika sebenarnya sudah mulai terjangkiti sedini itu. Tapi selalu saja dianggap sepele. Akhirnya telat. Tergopoh-gopoh. Menjadi yang terparah di seluruh dunia.
Covid-19 ini dari Wuhan menyebar menghebohkan seluruh dunia. Termasuk membuat tiga pendeta terkemuka Indonesia saling ‘perang YouTube’ di dunia maya.
Wuhan sendiri –yang tiga bulan terakhir sangat menderita akibat lockdown— kini sudah riang gembira. Tinggal kita yang masih merana. Terutama yang belum move on bersama.(dahlan iskan)