TASIK – Merebaknya wabah Covid-19 berdampak pada menurunnya omset pengusaha bordir di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Pengusaha tak bisa memasok barang karena banyak toko pakaian yang tutup.
Salah satu pengusaha bordir dan butik di Kampung Pangkalan Kelurahan Kersamenak Kecamatan Kawalu, Eden Wahyudin, 33, mengatakan, keuntungan para pengusaha bordir menurun.
“Harga kain naik, sementara permintaan barang menurun karena banyak toko-toko pakaian yang tutup. Hasil bordir yang diproduksi terpaksa disimpan di gudang, konsumen tidak ada dan tidak bisa dijual,” tutur Eden, Senin (6/4/2020).
Mewabahnya Covid-19 juga, kata dia, membuat akses transportasi terbatas. Apalagi kebanyakan hasil bordir dipasarkan ke tanah Abang, Jakarta.
Eden mengaku sejak Januari-Februari dampak mewabahnya Korona sudah mulai dirasakan. Kain sulit didapat dan kalaupun ada harganya mahal.
Eden terpaksa menutup usaha bordirnya karena bingung menjualnya. Pemesan dari berbagai kota seperti Jakarta, Surabaya, Sidoarjo pun menutup usaha tokonya.
“Terpaksa usaha bordirnya ditutup, walaupun masih sebagian menyelesaikan pekerjaan pesanan bulan sebelumnya. Kalau pesanan sekarang yang baru belum ada lagi, sepi,” tutur dia.
Pengusaha bordir lainnya Asep, 40, merasakan hal yang sama. Konveksi miliknya tutup dan pekerjanya dipulangkan. Karena pesanan baju seperti gamis, koko dan mukena minim pembeli atau pesanan.
“Biasanya setiap selesai pengerjaan pesanan dari Jakarta, kita bisa menghasilkan keuntungan hingga jutaan rupiah. Ya bisa sampai puluhan juta, kalau sekarang menurun bahkan tidak ada pemesan. Mudah-mudahan wabah Korona segera berakhir,” ujar dia. (dik)