NGAMPRAH – Dalam kurun dua pekan di bulan Maret, produksi volume sampah di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami peningkatan hingga 20 persen setiap harinya.
Peningkatan produksi volume sampah tersebut disinyalir lantaran adanya pemberlakukan work from home untuk karyawan swasta dan diliburkannya siswa semua tingkat pendidikan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KBB, Apung Hadiat Purwoko, mengatakan, dengan adanya kebijakan dari pemerintah terkait belajar dan bekerja di rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19, volume sampah naik dari 150 ton per hari menjadi 180 ton per hari.
“Naiknya sekitar 20 persen, untuk sampahnya masih didominasi sampah rumah tangga karena banyak yang bekerja di rumah dan belajar di rumah,” ujar Apung saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (2/4).
Sebelum adanya kebijakan belajar dan bekerja di rumah, kata Apung, sampah yang terangkut itu setiap 38 truk per hari. Namun, setelah kebijakan itu diberlakukan, pengangkutan sampah menjadi 40 truk per hari.
Kendati demikian, lanjut Apung, pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti itu saat ini bisa lebih cepat karena jalan sudah mulai lengang dan volume kendaraan di KBB sudah mengalami penurunan.
“Tapi dengan adanya kebijakan bekerja dan belajar di rumah, kita juga terbantu karena pengangkutan ke sampah ke Sarimuti jadi lancar dan lebih cepat karena jalannya tidak macet,” ucapnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) DLH KBB, Rudi Huntadi mengatakan, volume sampah di tengah pandemi corona virus memang meningkat jika dibandingkan hari-hari biasa karena banyaknya orang yang beraktivitas di rumah.
“Ya kan anak sekolah, mahasiswa libur, pekerja juga banyak kerja dari rumah. Biasanya kebiasaan ngemil dan makan juga lebih intens, makanya sampah rumah tangga jadi meningkat” ucapnya.
Terkait kemungkinan adanya tambahan penghasilan untuk petugas pengangkut sampah selama pendemi Corona ini seperti layaknya tenaga medis yang diberikan pemerintah, juga tidak ada.
“Semua berjalan normal5 termasuk gaji yang diberikan juga tidak ada insentif tambahan,” kata Rudi. (mg6/yan)