Juventus telah mengantongi 20 kemenangan dari 26 laga yang telah dimainkan. Tiga laga di antaranya berakhir imbang dan tiga kekalahan. Hanya unggul satu poin atas Lazio, yang tampil gemilang di musim kali ini, dan mampu mempecundangi raihan Inter Milan, yang pada musim lalu tampil sebagai runner-up.
”Ada satu rencana yang kami anggap sebagai prioritas. Kami akan sangat bahagia dapat menyelesaikan musim ini. Serie A sendiri sudah terikat perjanjian dengan FIFA. Jika saja Serie A harus dimainkan hingga lebih dari 30 Juni mendatang,” kata Gabriele Gravina seperti dikutip Sky Sports Italia, Sabtu (28/3).
Karena itu, perlu ada solusi yang ideal bagi Serie A. Salah satunya memainkan beberapa laga setidaknya hingga 30 Juli 2020 mendatang. Adapun hasilnya nanti, harus berdasarkan regulasi yang berlaku saat ini. ”Namun, jika tidak memungkinkan untuk memainkan laga sisa yang ada, kami punya keinginan menjaga nilai dari kompetisi. Nah, kepada siapa Scudetto ini akan diberikan, keputusan itu ada di tangan dewan federal,” ucapnya.
Saat ini, lanjut Gravina, pihaknya masih dalam upaya mencapai konklusi dari penentuan line-up yang akan berlaga di Serie A musim mendatang. Mulai dari kompetisi di level Eropa hingga urusan promosi dan relegasi tim-tim terkait.
Jika saja Scudetto kembali jatuh ke tangan Juventus, maka Bianconerri, julukan Juventus, akan kembali mengukuhkan dirinya sebagai juara bertahan tersukses dalam sejarah sepak bola Negeri Pizza tersebut. Selain itu, hal ini mencatatkan kemenangan sembilan kali secara berturut-turut semenjak musim kompetisi Serie A 2011-2012 bergulir.(fin/rus)