BANDUNG – Sejalan dengan instruksi Presiden Jokowi kepada masyarakat Indonesia untuk bekerja, belajar dan beribadah di rumah pada 16 Maret 2020, Grab telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk memerangi pandemik COVID-19 melalui gerakan #KitaVSCorona.
Bekerjasama dengan Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung dan Dinas Perhubungan Kota Bandung, Grab membagikan masker dan di 5 titik vital di kota Bandung. Di antaranya Dago, Pasteur, Merdeka dan Asia Afrika. Pembagian masker dan tersebut akan diprioritaskan terlebih dahulu bagi masyarakat pengguna jalan yang melintasi daerah-daerah tersebut guna melindungi diri dari risiko terinfeksi virus.
“Gerakan #KitaVSCorona merupakan langkah awal kepada seluruh rangkaian mitra pengemudi, pengantaran, merchant dan karyawan Grab dalam memerangi pandemi COVID-19. Langkah selanjutnya, kita telah menempatkan berbagai upaya pencegahan tambahan serta paket dukungan untuk melindungi kesehatan, kesejahteraan, dan keberlangsungan hidup seluruh rangkaian mitra kami di seluruh Indonesia, khususnya untuk wilayah Bandung dan sekitarnya,” jelas Mawaddi Lubby, Partner Engagement Strategy Lead, Jawa Barat, Grab Indonesia.
Menurut Lubby, dasar pemilihan lokasi dimaksud merupakan hasil koordinasi dengan Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung dan Dinas Perhubungan Kota Bandung. Sebab daerah-daerah tersebut dinilai lebih ramai dilalui oleh pengendara dibanding daerah lainnya kendatipun adanya imbauan untuk Social Distancing dan beraktifitas dari rumah oleh Pemerintah Kota Bandung.
“Kami bersama Grab dan juga Dinas Perhubungan Kota Bandung peduli akan masyarakat, dan program ini sebagai bentuk empati Kami terhadap masyarakat. Mengingat bahwa saat ini pandemi. COVID-19 sudah cukup mengkhawatirkan, dan sekarang juga masyarakat cukup sulit mendapatkan masker ” ujar Kompol Bayu Catur Prabowo. S.H.,S.I.K., M.M., Kasat Lantas Polrestabes Bandung.
Di saat situasi tidak menentu seperti sekarang, masyarakat sangat membutuhkan alat kesehatan untuk mencegah penyebaran virus. Sebab semua orang berpotensi untuk menjadi penyebar virus.
“Bayangkan saja kalau satu anggota keluarga pulang membawa virus, keluarga di rumah ada empat orang, lalu mereka berinteraksi dan tanpa sadar menularkan kepada orang lain, maka akan sulit untuk dikendalikan” ucap Bayu.